"Jadi kamu putra Handoko ya ?" tanya salah satu dari mereka.
"Begitulah !" jawab gue tersenyum.
"Si anak hilang sudah bertemu rupanya !" ujar yang lain.
"Sudahlah, dia mungkin tidak akan mendapat banyak !" jawab yang lainnya merendahkan gue.
"Sepertinya begitu !" semua tertawa lalu terdiam.
"Tuan Besar, tiba !" teriak Samuel tiba-tiba mengagetkan kami semua, seperti kepada raja saja. Semua berdiri termasuk gue, ternyata ada kursi khusus buat kakek, mereka menunduk menghormati kakek, semua bersikap sopan dan patuh tidak seperti tadi yang bebas. Disamping kakek ada seseorang bertubuh gemuk.
"Sorry tadi aku ada urusan!! sudah lama menunggu ?" tanyanya kemudian duduk. mereka pun ikut duduk.
"Tidak kok ayah !" ujar salah seorang wanita sambil tersenyum. Menyebalkan !
"Oke semua sudah ngumpul ?" semua mengangguk.
"Sebelum di mulai, aku mau memperkenalkan diri dulu cucuku dari Handoko! Andrian Maulana !" sambil menunjuk ke arah gue. Mereka toh sudah tahu, semua menganggap gue pengganggu sebagai penerima warisan.
"Itu artinya semua komplit! waktunya aku mengumumkan yang menerima warisan! dan itu akan dibacakan oleh pak Husen pengacaraku! supaya adil! silahkan !" perintahnya. Sang pengacara mengangguk lalu berdiri sempat membungkuk.
"Selamat pagi, maaf mengganggu waktu kalian yang sibuk! Hari ini saya akan membacakan surat pernyataan yang dibuat beliau ini! Baik saya akan bacakan saja !" ucapnya sambil menatap kami semua, sementara kakek hanya duduk terdiam.
"Surat pernyataan, dibuat tanggal 1 Agustus 2019! surat ini di tulis oleh Bapak Suryo Adikusumo Mangundipraja Wijaya selaku pemilik PT Nusantara Persada Internasional yang didirikan pada tanggal 5 juli 1971 di Jakarta! dulu perusahaan ini bergerak di bidang manufaktur dan tekstil yang kini sudah berkembang pesat menjadi 30 perusahaan, baik dalam dan luar negeri! Dari hotel, kontruksi, pertambangan dan lain sebagainya! Tuan Suryo menikah dengan RA Kusmiati Brotokusumo dan dikaruniai 4 orang putra dan putri! lebih tepatnya 2 putra dan 2 putri !" jelas pak prngacara, ternyata bokap anak ketiga.
"Dengan ini, beliau meminta mereka hadir karena merasa sudah waktunya dan ingin memberikan semua aset harta warisan yang dimilikinya. Selain 30 perusahaan, Pak Suryo mempunyai properti dan tanah di seluruh pulau jawa, Bali serta kalimantan! begitu pula emas, permata serta saham, baik dalam dan luar negeri! dia ingin semua terbagi dengan adil dan merata !" lanjutnya.
"Tunggu, ayah bukannya sudah mencoret Handoko dari daftar keluarga dan warisan ?" tanya seseorang.
"Ranti, kamu jangan menyela; dengarkan semuanya !" ucap kakek dengan tajam.
"Maafkan aku ayah !" perempuan itu menunduk.
"Lanjutkan !" perintahnya.
"Baik tuan !" jawab pengacaranya.
-----------------------
Dan begitulah satu persatu mereia mendapat warisan, wajah mereka sangat senang dan sumringah tiada tara, lalu gue ...
"Sekarang untuk Handoko yang akan saya berikan khusus kepada cucunya yaitu Andrian Maulana karena kedua kakaknya sudah sukses !" dan semua melirik ke arah gue.
"Pertama saya akan memberikan Hotel The Luna beserta tanah dan bangunannya sebesar 10 hektar di pulau dewata Bali !" semua terkejut dan saling berbisik serta tersenyum senang karena lega.
"Kedua selain itu juga rumah ini beserta isinya menjadi milik Andrian Maulana! dan semua sudah selesai, Jakarta 1 agustus 2019 atas nama Suryo Adikusumo Mangupraja Wijaya !" selesai sudah pembacaan warisan.
"Ada yang keberatan dengan semua yang ditulis oleh tuan besar? silahkan ajukan sekarang karena tuan besar ada disini !" sang pengacara menatap kami semua dan terdiam beberapa saat, gue sendiri sedang berkelana dengan apa yang disebutkan dalam sebuah warisan tadi, sebuah Hotel di Bali serta rumah sebesar ini beserta isinya ? tak bisa ku bayangkan, apa ini mimpi ?
"AWW ...!" tanpa sadar gue berteriak karena mencubit tangan gue terlalu keras. Semua menatap gue heran.
"Ada apa tuan Andrian? silahkan mengajukan keberatan !" ujar sang pengacara.
"Tidak pak, maaf! saya hanya terkejut mendapat warisan sebesar ini! terima kasih kakek atas semuanya !" ucap gue, yang mengejutkan semua tertawa. Apa yang lucu coba.
"Sama-sama Andrian, kalau kamu menerimanya kakek senang !" kakek tersenyum.
"Oke ! kalau tidak ada, berarti semua setuju dan menerima semua yang menjadi surat warisan tuan Suryo ! kalau begitu silahkan tanda tangan di atas materai! bila suatu hari ada menggugat ini tak akan di ladeni !" ucap sang pengacara sambil mengeluarkan 4 surat persetujuan warisan dan satu persatu mereka pun menandatanganinya termasuk gue !
"Silahkan diambil satu orang satu untuk kalian simpan! yang ini akan saya bawa ke pengadilan untuk disahkan !" ujar sang pengacara, ternyata isinya sertifikat tanah hotel dan rumah ini di dalam file yang ada di tangan gue saat ini.
"Silahkan tuan besar !" sang pengacara berkata kepada kakek.
"Syukurlah semua bisa dan senang berbahagia menerima warisan yang ku berikan! dan aku sudah menduganya! gunakan semuanya dengan baik, buat anak cucu kalian nantinya! Andrian aku akan memberikan lagi sesuatu yang khusus karena sudah menerima warisan! ini aku berikan hanya untuk yang mau menerima hotel The Luna! kemarilah duduk di sampingku !" perintah kakek dan aku pun duduk di sebelahnya, semua terkejut dan tak menyangka gue akan menerima lagi warisan.
"Pertama ini !" kakek memberikan kotak pertama, ketika gue buka tetnyata sebuah cincin berwarna merah.
"Ini cincin batu merah delima! dengan cincin ini kamu dapat terhindar dari marabahaya baik dari orang jahat atau penyakit !" kakek menyematkan cincin itu di jari gue dan ternyata pas.
"Kedua ini !" dia memberi gue kotak kedua dan ternyata itu sebuah kunci yang di gantung kalung emas, kuncinya pun berbeda emas pula.
"Ini kunci harta karun yang ku sembunyikan di Hotel The Luna ! gunakan semua itu untuk menghidupkan kembali hotel itu! jangan khawatir tak akan habis selama tujuh turunan !" ucap kakek tersenyum, semua terkejut dan tak akan menyangka. Termasuk gue.
"Ayah, apa artinya ini ?" tanya semua.
"Harta itu bagian dari Hotel The Luna! tidak ada hubungan dengan yang sudah aku berikan kepada kalian! bukankah sudah diberi kesempatan tadi !" jawab kakek tenang.
Gue tak percaya semua ini, kalung itu kini berada dileher gue. Tapi ada yang aneh kenapa tadi semua tidak keberatan gue memiliki hotel the Luna, bahkan sangat bahagia. Kini semua seperti menyesal.
"Ayolah, palingan dia gagal dan takut !" ujar yang lain, membuat gue penasaran.
"Betul juga sih, harta kita juga sangat banyak !" ucap yang lain.
"Oke, kurasa aku lapar! ayo kita makan !" kakek berdiri dan menuju ke belakang, diikuti oleh yang lain.
"Kamu tidak makan ?" ucap seseorang dan itu adalah perempuan cantik.
"Eh iya mau !" jawab gue.
"Kenalin gue Amanda sepupu lo ! gue tunggu pembukaan kembali hotel the Luna !" ucapnya sambil pergi. Gue terdiam. Ya sudah lah, nanti saja !
Gue pun ikut ke belakang, ternyata ada halaman yang sangat luas sekali ada kolam renang, lapangan golf dan taman bunga lengkap air mancur serta lapangan tenis serba guna karena ada ring basket. Astaga ternyata ini bakalan jadi rumah gue. Disana sudah ada warung makanan berjejer dan semua berasal dari restoran terkenal dari barat sampai asia, dan eropa semua komplit tinggal memilih yang disuka.
Bersambung ....