Arka mencebik. Rendra tertawa. "Apakah mereka datang terlambat?" tanya Rendra menatap ke arah pintu masuk kafe.
Jiyan mendengus lagi "Dia tidak cocok untuk Elise, bodoh dan tidak tepat waktu."
Elise tersenyum pada kakaknya, ia ingat kakaknya ingin menjadi seorang pilot sebelumnya karena kondisi fisiknya yang lembah membuat nya mengubur mimpinya itu dalam-di hatinya. Jika dia tahu kalau Wahyu dulunya seorang pilot kakaknya pasti akan mengikat Wahyu bersamanya, meminta laki-laki itu untuk bercerita padanya setiap hari Elise berusaha menahan senyumnya. Dia juga tidak akan membela Wahyu di depan kakaknya, karena akan membuat Wahyu terlihat lemah.
"Maaf terlambat."
Wahyu datang dengan tergesa-gesa di ikuti Dion di belakangnya. Jiyan semakin tidak senang dan Wahyu hanya bisa tersenyum masam. Ia ingin datang lebih awal tapi sesuatu terjadi membuatnya terlambat. Wahyu menatap sekeliling seperti mencari sesuatu keningnya terus berkerut dari waktu ke waktu.
"Wahyu.. apa yang kau cari.."