Alan baru saja selesai memberi makan blacky dan selama itu pula dia tidak berhenti untuk bersin. Kribo melihatnya dan seperti biasa menggeleng kepala pasrah. Laki-laki itu benar-benar berkepala batu. Kribo duduk di tangga sambil bertopang dagu.
"Tumben hari ini terlambat, dan apa yang terjadi. Aku pikir sebelumnya mood mu sangat jelek, tapi pagi ini kau terlihat bahagia.."
Alan duduk bersandar di kursi menikmati pagi yang damai sebelum kafe di buka "Aku sudah memutuskan untuk mengejarnya, seperti katamu cinta itu harus di perjuangkan. Apa pun hasilnya nanti aku hanya berbesar hati untuk menerimanya. Entah itu bahagia atau sedih.
"Ya, selama kau bahagia saja.. lagi pula apa pun yang akan aku katakan nanti kau selalu menganggapnya seperti angin lalu."
Alan sedikit melongok ke arah luar, lalu beralih pada jam di dinding. Pukul sepuluh pagi "Kenapa di luar mendung dan cuaca juga rasanya sedikit dingin.."