Reva menatap takjub pada meja makan kami yang penuh dengan makanan hasil buatan tanganku. Ada ikan goreng, roti gandum yang lembut tentu saja karena aku tak mungkin membuat roti gandum yang keras seperti yang dijual murah di pasar-pasar. Ada pula sayuran yang kutumis, sayuran yang kupetik sendiri di kebun tetangga. Tentu saja aku memetiknya setelah meminta izin terlebih dahulu pada pemiliknya. Lalu ada pula omlet karena persediaan telur masih banyak, jadi kuputuskan untuk memasaknya. Untuk minumannya aku sudah menyiapkan air hangat yang dicampur dengan madu, berharap manisnya madu itu akan membuat suasana hati kami semakin membaik.
"Ck, ck, tak kusangka kau memang pandai memasak, Ely. Kau memasak sebanyak ini tapi kuperhatikan tadi kau menyiapkannya dengan cepat. Tanganmu lincah dan gesit sekali saat memasak tadi seperti kau sudah terbiasa memasak saja. Apa kau seorang koki atau juru masak dulu sebelum menjadi pemburu RE?"