Bab 155: Terdengar mengejutkan.

Aku mendengar, termangu diam seakan mendengar itu lagi. Sebuah perkataan yang akan menjatuhkanku ke dalam jurang atau membuatku bangkit dan terbang ke atas langit. Haruka menghubungi ponselku sambil berkata, "Emira, ayo kita lakukan lagi! Jangan pergi."

Sontak, sorotan mataku mulai mengacaukan semua pandangan. Aku tak menghiraukan apa pun yang ada di depan mataku.

"Benarkah??" sebutku terkesima.

Feno dan Leo menatapku dengan keheranan, keduanya ikut terpanggil dari suara yang menjerit dariku.

"Hem, kita lakukan sekarang, bisa?" sahut Haruka dengan penuh semangat.

"Feno, Leo, ayo kita kembali!" ajakku sembari membungkuk ke arah keduanya.

Aku pun beranjak dari posisi dudukku, lalu bergegas pergi dari tempat itu tanpa harus menyantap makanan apa pun. Feno dan Leo berdiri dengan penuh keheranan sambil menggeleng-geleng.

"Apa itu tadi?" tanya Feno menaikkan alisnya.

"Ahh, entahlah! Aku mau ikut Emira," sahut Leo.