Lala melebarkan matanya tidak percaya. Gadis itu berdiri di depan perusahaan Adnan dan tidak bergerak sama sekali.
Sementara Adnan berjalan masuk ke dalam perusahaan tanpa memedulikan gadis yang mematung di depan itu. setelah pria itu masuk, dirinya tidak menemukan sosok Lala di sana. Ia mencari-cari di mana pria itu dan menemukan masih berdiri di depan perusahaan.
Adnan menghela napas panjang menahan emosinya. Gadis itu selalu mengulur waktunya untuk bekerja. Pria itu pun berbalik dan menghampiri gadis tersebut karena dirinya membutuhkan Lala untuk mengatur kebutuhannya. Sebagai asistennya Lala tidak boleh jauh-jauh darinya.
Di depan perusahaan tersebut Lala berdiri di depan pintu masuk sambil menatap ke depan dengan pandangan kosong. Perlahan-lahan gadis itu memegang bibirnya, ia masih tidak percaya dengan apa yang terjadi beberapa menit yang lalu. Dirinya dan pria itu … berciuman?