"Caroline..!"
Genggamannya menguat, menatap penuh ke arah gadis bersurai hitam yang masih tidak mau menatapnya. Apa begitu mengerikan hingga Caroline tidak mau menatapnya lagi?
Tidak, dia tidak boleh menyerah. Bukankah alasan dia datang ke sini karena ingin menemui Caroline, ingin mengetahui keberadaan dan kondisi gadis itu. Bahkan dia berpikir untuk kembali menjadi Luis yang dulu jika memang itu di perlukan, karena dia tidak mau Caroline sakit sendirian.
"Mau cerita?" tanya Luis dengan suara lembutnya, melepaskan genggamannya pada pergelangan tangan Caroline tapi dirinya memilih masuk ke dalam kamar apartemen milik sang sepupu.
Aroma amis darah tercium di indera penciumannya, sejak pintu itu terbuka dia bisa melihat pecahan gelas yang berserakan di lantai dan genangan darah yang sudah mengering. Rasanya dia ingin memeluk Caroline sekarang, tapi dia tidak bisa melakukannya mengingat Caroline yang menyuruhnya untuk tidak terlalu peduli padanya lagi.