Langkahnya begitu pelan, kepalanya menunduk menatap sedu pada salju yang tergeletak di atas tanah. Sesekali dirinya menghembus napas panjang, merasakan perasaan yang membuatnya hampir gila.
Bagaimana bisa dia memilih, baginya mereka sama-sama berharga baginya. Tapi sekarang dia harus memilih, memilih antara sang sepupu atau sang Mate. Caroline, mengingat nama gadis itu membuat Luis tersenyum. Pertemuan pertama yang begitu canggung dan aneh, itulah yang dia ingat.
Bagaimana gadis itu menatapnya dengan tatapan tidak suka dan penuh akan amarah. Aneh, tentu saja. Bahkan setelah beberapa hari tinggal di sana, dirinya di anggap tidak ada oleh Caroline padahal dia di suruh menjadi teman dan juga pembimbing untuk gadis itu.
Dia jelas marah dan kesal saat itu, bahkan pernah dirinya di abaikan saat berniat berbincang dengan Caroline. Tapi setelah beberapa hari dia tinggal di sana, ternyata ada alasan kenapa Caroline begitu dingin padanya. Itu semua karena perlakuan ayahnya.