"Ini seharusnya menjadi perpisahan yang menggembirakan, tapi... kenapa bangunannya malah runtuh?"
Asheel melihat ke kediaman yang dia tinggali semalam. Berantakan sekali, dan itu benar-benar mengerikan!
Beberapa saat setelah dia bangun pagi dan mandi, dia dan Mare pergi ke belakang dan melihat bahwa Mirko dan Lupus sedang melakukan latih tanding di halaman pelatihan. Dalam prosesnya, mereka menginjak tanah terlalu keras yang menyebabkan tanah rentan itu robek dan terjadi gempa kecil di sekitarnya. Sekarang kediaman itu terbelah menjadi dua bagian secara vertikal dan itu terlihat sangat kasar.
"Sepertinya kamu belum memperbaikinya, ya?" Dia lalu menoleh ke arah pemilik rumah.
Yasaka menggaruk kepalanya dengan malu, lalu menyalahkan Albedo. "Itu karena dia terlalu berlebihan. Serangannya benar-benar memisahkan eratan bumi, sangat sulit untuk memperbaikinya. Membutuhkan penyihir dengan elemen tanah yang kuat untuk benar-benar membuatnya pulih."
Asheel memegangi pangkal hidungnya, "Seharusnya aku menyadarinya, tapi sepertinya aku terlalu bersenang-senang."
Lalu dia menoleh ke arah Mare, "Seharusnya kamu bisa memperbaikinya."
Mare mengangguk dengan keras, "Ya, saya bisa, Asheel-sama!"
"Kalau begitu tolong."
Mare mengeluarkan tongkat sihirnya berupa kayu gelap yang dipahat dengan sempurna seolah-olah itu alami. Bagian atasnya bercabang menjadi dua ke samping, dengan bagian bawahnya meruncing.
Itu adalah salah satu Divine Class Item yang diberikan kepada Mare, Shadow of Yggdrasil.
Mare memegangnya dengan cara feminim di tangannya. Dia lalu mengangkatnya dengan kedua tangan dan menjatuhkannya sehingga ujung runcing tongkat bersentuhan dengan tanah.
Setelah itu, tanah yang mereka pijak bergerak dari dalam dan bergetar hebat.
"Ini... ?" Yasaka terkejut dengan keterampilannya dalam pengendalian bumi. Seharusnya dia sudah menduganya, tapi orang-orang yang bekerja di bawah suaminya adalah monster!
Tanah masih beraktivitas dan dan bergerak menyebabkan orang-orang di sekitarnya terjatuh dari pijakan mereka.
Seolah-olah bumi tahu cara kerjanya, dia mulai memperbaiki dirinya sendiri hingga keretakan di tanah pulih sepenuhnya!
"Bagaimana, Asheel-sama?" Mare menatap ke arah Ashel dengan mata berharap.
"Kerja bagus, Mare! Kamu melakukan pekerjaanmu dengan baik." Asheel menepuk kepalanya dan mengusap-usap rambutnya yang membuatnya sangat bahagia. Dia lalu menoleh ke Yasaka, "Sisanya kamu urus sendiri."
Yasaka hanya bisa menghela nafas, dia benar-benar belum terbiasa. "Ya, terima kasih atas bantuannya."
"T-tidak masalah, aku senang bisa berguna untuk Asheel-sama." Mare terlihat pemalu dan suaranya gagap saat mengatakannya.
'Semua bawahannya sangat fanatik pada Asheel, bagaimana bisa begitu?'
Yasaka di buat bingung dengan itu, jika bawahannya juga setia sepertinya, maka pekerjaannya akan menjadi lebih mudah.
"Yah, seharusnya ini perpisahan. Kamu bisa mengunjungiku kapan saja di Kota Kuoh."
Yasaka memiringkan kepalanya, "Kota Kuoh ?! Bukankah itu wilayah Iblis?"
"Ya, tapi tenang saja. Aku kenal penguasa di sana." Nadanya benar-benar canggung saat menjawabnya.
"Aku akan terus mengunjungimu setiap minggu."
"Setiap hari juga tidak masalah!"
"Seandainya aku bisa begitu bebas sepertimu. Tapi tidak masalah, Albedo membantuku mengurus masalah fraksiku."
Mendengarnya, Asheel menjadi mengingat bagaimana Albedo meyakinkan fraksinya untuk tunduk terhadapnya. Dia benar-benar memukuli mereka semua satu persatu untuk mereka semua yang keberatan, menggunakan pesonanya juga untuk memudahkannya, menjadikan mereka sangat fanatik dengan kecantikan Albedo.
Asheel merinding melihat semua binatang masokis itu terlihat senang saat Albedo menyiksa mereka.
"Yah, cukup tentang itu. Sepertinya semua orang sudah datang."
Asheel melihat ke para Guardian dan Pleiades yang berjalan ke arahnya.
Mereka membungkuk sedikit saat menyapanya. Saat akan mengucapkan perlisahan sekali lagi, sebuah suara menyela mereka terlebih dahulu.
"Oya oya~ Sepertinya aku datang di waktu yang tidak tepat, ya~"
Suaranya berasal dari dua orang yang datang dari pintu masuk. Mereka adalah orang tua pendek berkepala labu dan memakai kimono, alisnya tebal dengan titik bulat di tengah dahinya. Orang lainnya adalah gadis kucing dengan tujuh ekor, bulunya berwarna putih dengan bintik-bintik hitam.
"Oh, Yasaka! Aku minta maaf atas masalah yang terjadi padamu baru-baru ini." Orang tua tertawa saat melihat Yasaka. Sebelum dia bisa tertawa lebih jauh, tubuhnya terbang ke samping menabrak bangunan rusak menjadikannya semakin rusak.
"Bos!" Gadis kucing itu berlari ke arahnya.
"Persetan, Nurarihyon! Kamu benar-benar menimbulkan masalah serius untukku, tapi kamu masih bisa tertawa!" Yasaka mengutuk ke arah lelaki tua itu.
"Apa apaan kelakuanmu itu, nya ?!" Gadis kecil itu terlihat tidak terima saat bosnya di serang tiba-tiba.
"Diamlah, Magari! Kamu tidak tahu apa akibat kecerobohan orang tua itu, dia pantas mendapatkannya!"
Nurarihyon bangkit sambil menepuk-nepuk kimononya dari debu. "Jika kamu sampai berkata seperti itu, maka itu salahku. Apa yang bisa kulakukan, aku hanya bisa meminta maaf."
Nadanya terdengar serius dan dia tidak terlihat main-main saat mengatakannya. Dia lalu menunduk ke arahnya.
"Bos... " Magari menatap bosnya dengan pandangan yang berbeda.
"Syukurlah kamu mengerti, aku beruntung ada mereka di Kyoto. Sekarang, bantu aku membereskan sisanya, ya?" Yasaka menunjuk ke kelompok Asheel lalu menatap kembali ke arahnya.
Nurarihyon memandang ke kelompoknya dengan penasaran sebelum matanya berbinar melihat Albedo dan Sera, lalu para Pleiades. Senyum nakal muncul di mulutnya.
"Nah, keberatan jika kamu memperkenalkan mereka? Ah, maaf karena tidak memperkenalkan diri lebih awal. Saya adalah pemimpin youkai di timur yang berbasis di sekitar wilayah Kanto, Nurarihyon. Yang dibelakang adalah Magari, pemimpin fraksi Nekomata yang bekerja di bawahku."
"Haha, salam kenal. Aku Asheel Doom dan ini istriku Sera dan Albedo.... " Asheel memperkenalkan mereka satu persatu.
"Wah, cantik sekali~ Kalau boleh, bisa berjabat tangan?" Nurarihyon melihat ke arah Sera dan Albedo.
Asheel sedikit keberatan tapi tetap melihat ke arah mereka. Ekspresi Sera masih tetap tenang sedangkan Albedo terlihat menunjukkan senyum menawannya, tapi dia tahu bahwa dia sangat marah saat melihat kilauan berbahaya dari matanya.
Akhirnya Sera melangkah maju saat dia tersenyum, tidak ada yang tahu apa yang dia pikirkan. Lalu dia mengulurkan tangannya dan berjabat tangan dengan Nurarihyon.
Saat itu, jejak permusuhan datang dari para Guardian dan Pleiades saat melihat tangan mereka saling bersentuhan.
Nurarihyon menggigil dengan cara yang tidak bisa dijelaskan, tapi dia tetap dalam motif aslinya.
Saat mereka saling berjabat tangan, Nurarihyon mengeluarkan cahaya aneh dari matanya kemudian mengalir ke tangannya, lalu dia menunggu reaksinya.
Satu detik, dua detik, tiga detik.
Tidak ada yang terjadi.
Dia bingung kenapa mantranya tidak aktif, lalu mendongak ke atas dan merasakan bahaya saat melihat mata Sera menyipit dan bersinar merah.
"Kamu benar-benar sopan, Nurarihyon-sama~"
Tzz...
Seketika, sebuah gunung es tercipta di depan kediaman Yasaka yang rusak. Di tengah-tengah gunung es terdapat lelaki tua dengan pose aneh terjebak di dalamnya.
Itu hanya 0,01 detik dan es yang sangat dingin itu muncul dari ketiadaan entah dari mana.
Magari terkejut dan terlihat marah saat melihat ke arah kelompok Asheel.
Sementara itu, Yasaka mengangguk sambil menggosok dagunya. Lalu dia mengambil kamera entah dari mana dan mulai memotretnya dari berbagai sudut.
"Hm, bagus sekali, Sera! Ini menjadi hukuman yang cocok untuknya. Sekaligus aku mendapat alat untuk memerasnya."
"Tidak apa-apa, itu hukuman juga untuk mencoba menggunakan hipnotis padaku. Sebagai bonus, dia masih tetap sadar lho~"
Yasaka terus mengambil gambar Nurarihyon yang membeku dengan tawa aneh. Sementara Magari terlihat cemas dan terus mendesaknya.
"Apa yang kamu lakukan, pemimpin timur, nya? Cepat keluarkan dia, nya!"
"Mah mah, tenang saja. Dia tidak akan mati begitu saja." Yasaka menenangkannya.
"Tetap saja, itu terlalu berlebihan, nya!"
"Apanya yang berlebihan ?! Seharusnya dia bersyukur karena kami tidak mengambil nyawanya." Shalltear mencemooh dari samping.
"Kamu!"
Saya tidak tahu apa-apa tentang Nurarihyon dan Magari, hanya membaca wiki.
Thx