Albedo hanya diam mendengar percakapan mereka berdua, sekali lagi dia merasa bahwa dirinya telah mengecewakan Tuannya. Sementara dia terus mencari informasi tentang dunia ini, Asheel dengan santai bahkan dia melihat sedikit usaha darinya, bisa mengetahui lebih banyak dari informasi yang mereka kumpulkan. Selain rasa kagum untuk Asheel, dia menjadi tersentak kesadarannya. Dia bukan apa-apa di depannya!
"Ada apa, Albedo?" Asheel berkata saat melihat ekspresi aneh Albedo.
"Tidak.. tidak ada, aku hanya merasa bahwa dibandingkan dengan Anda, saya bukanlah apa-apa." Nada Albedo sedih dan dia mengatakannya dengan kepalanya menunduk.
Asheel menatapnya lalu tersenyum, "Itu tidak benar, Albedo. Faktanya, aku senang memilikimu, bahkan saat ini. Kamulah yang membuat hidupku lebih mudah. Ahh.. tidak, aku tidak bermaksud bahwa kamu pelayanku atau apa, tapi yang jelas, aku senang memilikimu, aku senang kamu berada di sisiku."
"Tapi, saya diciptakan hanya untuk melayani Anda, saya sudah kewalahan dengan kebijaksanaan Anda. Sesekali aku merasa apakah diriku pantas berada di sisimu.."
Asheel tersenyum lembut menatap Albedo sebelum ekspresinya berubah menjadi serius. "Albedo, kumohon jangan katakan hal seperti itu lagi. Itu menyakitiku, kamu adalah kekasihku sekarang, bahkan jika aku sangat hebat di dalam pikiranmu, aku bukanlah apa-apa tanpa kalian."
Asheel menarik napas dalam-dalam sebelum berkata lagi. "Benar, seberapapun hebatnya aku, bahkan jika semua orang tidak bisa menandingiku, itu tidak ada artinya jika tidak ada orang di sisiku yang menemaniku. Aku memilih meninggalkan kemuliaanku hanya untuk mengisi kekosonganku.
"Kamu masih bisa berkembang, Albedo. Yakinlah pada dirimu sendiri, dan jangan pernah menyerah kepadaku."
Sera perlahan membuka matanya dan berjalan menuju Albedo. Dia memeluknya dan berkata, "Kamu adalah saudara perempuanku sekarang, aku tidak akan pernah membiarkanmu merendahkan dirimu lagi."
Pada akhirnya, bahkan jika Albedo tergila-gila dengan Asheel, dia masih bisa sadar diri. Tapi hal itu malah menghambat perasaannya untuk Asheel. Sekarang, setelah melihat kedua orang yang dia anggap penting di depannya, seolah-olah simpul di dalam hatinya yang menganggunya telah pecah. Dia menangis dalam kebahagiaan dan terisak karena dirinya sendirilah yang terlalu menganggap hal-hal terlalu rumit dan berlebihan.
"Terima kasih Asheel-sama, Albedo-sama..." Albedo menangis di pelukan Sera.
Asheel menggelengkan kepalanya dan bertanya-tanya kenapa hal ini bisa terjadi. Albedo jelas memandang dirinya terlalu tinggi, padahal jika tidak ada Albedo, dia akan sangat kerepotan di dunia ini. Dia diam-diam tahu bahwa Albedo lah yang mengurus segala kebutuhan hidupnya. Artinya, Albedo adalah orang yang mencari nafkah untuknya.
Padahal dia hanya terlalu malas untuk melakukan semuanya. Dan peran Albedo sangat penting untuknya. Seperti saat dia menjadi raja pertama di Sorcecer Kingdom yang dia ciptakan setelah Nazarick terkirim ke dunia baru, dia menyerahkan posisinya kepada Momonga tanpa ragu-ragu bahkan hanya setelah satu tahun dia memerintah, itupun dia melakukannya dengan pendapat satu pihak.
Albedo, sebagai perdana menteri negara ini tentunya sangat sibuk. Selain mengurus administrasi di Nazarick, dia juga harus menjalankan tugas negaranya.
Sementara itu, Asheel tidak ada yang bisa dilakukan selain bermain-main sebagai raja. Tentunya Asheel merasa bersalah, hanya sedikit. Saat melihat wajah bahagia bawahannya saat mereka menjalankan tugasnya, dia menjadi tidak terlalu banyak berpikir.
Akhirnya setelah mempertimbangkan pro dan kontra, mereka semua sepakat untuk memilih penerus mereka untuk mengurus negaranya. Asheel menjadikan dunia itu dan membudidayakannya di dalam dirinya sendiri.
Orang-orang di High Abyss banyak yang telah membudidayakan dunianya sendiri, bahkan hanya untuk sedikit peningkatan kultivasi, mereka tetap melakukannya.
Asheel melakukan hal yang sama untuk mereka, dan hanya beberapa orang yang dia ijinkan bisa keluar masuk dunia.
Kesimpulannya, Asheel telah menganggap keberadaan Albedo sangat penting untuk dirinya. Jika dia merasa sedih karena Asheel sendiri, itu mengakibatkan dia menjadi tidak merasa nyaman di hatinya.
Setelah Asheel meredakan suasana di sekitarnya, semuanya menjadi normal lagi. Albedo juga kembali seperti sempurna, tapi...
Dia melirik ke samping dan melihat Albedo memeluk tangannya erat-erat sehingga terjepit di antara dua gunung besar itu.
Albedo tampak bahagia saat wajahnya menunjukkan senyuman terus menerus. Dia sesekali bergumam tidak jelas dan menutup matanya untuk lebih merasakan kenyamanan yang dia rasakan saat ini.
Shalltear mendekatinya dan mencoba memisahkan mereka berdua. "Asheel-sama, bagaimana denganku? Saya juga ingin berada di sisi Anda, arinsu."
Asheel hanya tersenyum menatapnya dan menepuk kepalanya, "Tidak usah terburu-buru, aku baru saja menyelesaikan masalah Albedo. Giliranmu kapan-kapan."
Shalltear tampak senang setelah mendengarnya, "Benarkah?"
"Ya, tunggu saja aku saat itu."
Sera menatap Shalltear beberapa saat sebelum memanggilnya, "Shalltear, kemarilah!"
Shalltear menoleh dan menghampirinya, "Apakah Anda membutuhkan sesuatu, Sera-sama?"
"Balikkan badanmu."
Shalltear bingung namun tetap melakukannya, "Seperti ini?"
Sera tersenyum dan memeluk tubuhnya dari belakang, dia lalu mengendus endus tubuhnya, "Hmm, harum sekali."
Shalltear tersipu dan terdapat rona merah di wajahnya, dia adalah seorang biseksual. Untuk wanita cantik seperti Sera menggodanya, apalagi dia Tuannya sendiri, dorongan seksnya keluar dan dia menjadi terengah-engah.
Sera ingin terus menggodanya lalu membisikkan sesuatu di telinganya, "Bagaimana jika kamu melakukannya denganku?"
Shalltear tersipu dan menjawab dengan gugup, "Bolehkah?"
"Ya~" Terakhir, Sera menghembuskan nafasnya di lehernya, membuat tubuh Shalltear tersentak.
Asheel tidak melihat apa-apa karena dia terus menutup matanya dan ada Albedo yang terus memeluknya.
"Asheel-sama.."
"Hmm?"
"Saya mencintai Anda."
"Aku juga mencintaimu, Albedo." Asheel tanpa basa basi langsung memeluk pinggang Albedo dan menciumnya.
Albedo yang belum siap membelakakan matanya, terkejut dengan gerakan Asheel yang tiba-tiba. Tapi dia merasa senang saat Asheel memutuskan untuk menciumnya. Tubuhnya sendiri saling bersentuhan saat mereka telanjang, payudaranya menempel ke dada Asheel, membuat sensasi succubusnya terbangun. Dia menikmati saat bibir dan lidah mereka saling terjalin. Harus diakui rasanya sangat enak saat berciuman.
Semua orang yang melakukan aktivitas mereka terhenti saat melihat kedua orang itu, harus dikatakan mereka iri dan cemburu saat melihatnya. Dada mereka terasa tidak enak saat kedua orang itu terus menikmati dirinya sendiri.
Narberal yang mengira dirinya mendapat kesempatan untuk bersama Asheel merasa tidak enak di dalam hatinya. Setelah kata-kata manis Asheel yang terus menerus menggodanya, entah kenapa dia tidak bisa menerima ini. Dia juga ingin berada di sisinya, walaupun dia hanya pelayan sekarang, tapi dia percaya dengan kesempatan itu saat Asheel membuatnya menjadi sekretarisnya.
'Asheel-sama...'
Saat dia hanya terus terpuruk, dia melihat Solution yang diam-diam mendekati Asheel yang sudah selesai berciuman dengan Albedo.
"Asheel-sama," Solution berkata saat dia hanya berjarak beberapa langkah dari Asheel.
"Ada apa, Solution?"
"Bagaimana jika saya melayani Anda dengan cara saya sendiri," kata Solution.
"Bagaimana?" Asheel merasa bahwa itu adalah sesuatu yang menyenangkan.
"Karena saya seorang Slime, jadi..." Solution menjelaskan.
...
"Ahh.. nikmat sekali..." Asheel mengerang saat dia merasakan kenikmatan, tidak hanya membersihkan tubuhnya, dia juga merasa dipijat.
Narberal melihat Solution yang berubah menjadi Slime dan terus menerus menempel di tubuh Asheel. Solution berpindah-pindah ke seluruh bagian tubuhnya, mencoba pergi ke seluruh sudut yang ada sambil mencoba meraba-raba tubuh seksi Asheel.
"....."
Narberal tahu jika dia tidak bertindak cepat, saudarinya yang lain akan menyusulnya karena mereka juga mempunyai pemikiran yang sama dengannya.
'Aku harus melakukan sesuatu!'
Sementara itu, Sera dan Albedo saling memandang, hanya melihat mereka dalam diam. Tidak ada yang tahu apa yang mereka pikirkan.
Thx