"Ayo." Ajaknya yang berhenti di lama anak tangga atas. Dia pikir istrinya mengikuti, nyatanya masih duduk santai.
Cia bangkit dengan malas, dia mengikuti suaminya. Pria itu langsung menggandeng tangannya, menuju kamar utama.
"Nggak perlu di gandeng, kayak mau nyebrang aja." Ketusnya. Tapi nggak berusaha melepaskan diri. Eleh ..., mang mauan.
Dhika sendiri nggak perduli, dia membawa Cia masuk kedalam kamar utama yang asa di ujung ruangan. Mulut Cia terbuka, matanya melebar sempurna.
Kamar mereka sangat luar biasa besar dan mewah, kasurnya king size muat sepuluh orang. Ada ruangan nonton tv-nya juga, belum lagi walk in closet yang sudah lengkap dengan pakaian miliknya dan Dhika.
"Bapak udah nyiapim ini semua?" Cia di bawa masuk ke walk in closet. Mirip banget etalase barang branded. Semua jenis tersedia, pakaian dan celana segala musim ada begitupun, sepatu, dan masih banyak lagi. Lengkap pokoknya, susah di jabarin.