Cia terpaku, dalam diamnya dia mikir. Dia dan Dhika selama ini nggak pernah memulai apapun, misalnya kayak lupain orang yang mereka suka untuk saat ini dan mencoba memulai dengan hati.
Tapi kalau pun mereka bisa, Cia mikir lagi umurnya Dhika udah tua, ntar dia udah cinta mati malah di tinggal mati sama suami, kan apes banget kayak gitu.
"Lo mikirnya keras banget. Emang om dan tante ngerencanain buat jodohin lo?"
Cia geleng, "gue kepo aja. Gimana bisa orang hidup satu rumah padahal nggak saling suka dan cinta, kan keluarganya egois banget." Cia mengasihani dirinya sendiri.
Harusnya kalau mau jodohin dia itu sama yang seumuran kadi kalau pun akhirnya saling mencintai kayak ortunya Jo, nggak di tinggal mati muda pas lagi cinta-cintanya.
Jadi kalimat 'mari menua bersama' berlaku juga untuk dia. Sebab seumuran, lah kalau sama Dhika kan nggak masuk akal kalimat itu. Cia masih hot-hotnya si Dhika udah bongkot.
Masa iya dia menua sama kakek tua yang ternyata suami tercintanya.
selamat membaca, jangan lupa tinggalkan jejak komentarnya :)