"Aku harus bagaimana? Bagaimana jika dia masih hidup?" tanya Noey, masih dengan mata tertutup.
Awana baru saja akan melangkah, tiba-tiba di kejutkan oleh perkataan Noey.
"Profesor Awana, bagaimana jika kita berdua menikah saja? Hum? Ak... aku..."
Awana menatap pria itu dengan tatapan tidak suka, kemudian melangkah, dan menarik telinga Noey membuat pria itu kesakitan.
"Aw... aw... aw..."
Pria ini mabuknya sangat menyebalkan, batin Awana.
Ansel hanya bisa menahan tawanya, kakaknya ternyata bisa kesal juga.
"Aku tidak sedang mabuk," kata Noey lagi.
"Tidak sedang mabuk, apaan," gerutu Awana.
Dia mengerti tentang perasaan pria itu, di tinggal kekasih, di tambah dengan seseorang mengatakan jika kekasihnya yang telah di anggap mati di katakan hidup lagi.
"Kau harusnya menikah dengannya, bukan denganku," kata Awana sambil melepaskan jeweran telinganya.