"Dan bukankah bisa menjadikannya sebagai senjata kita?"
***
Aretha terlihat tersenyum menyeringai saat mendengar apa yang di katakan oleh Ardhan kepadanya. Tapi jauh di dalam lubuk hatinya yang terdalam, dia sedikit tidak setuju dengan apa yang di katakan oleh kakak sepupunya itu mengenai mereka yang akan menjadikan kebaikan Danu dan Nisa sebagai senjata mereka, karena bagaimana pun kedua orangtua Bian sudah memperlakukannya layaknya seorang anak. Tapi sayang beribu sayang, dia sama sekali tidak bisa membantah kata-kata Ardhan, terlebih dia tidak mau membuat kakak sepupunya itu kecewa kepadanya.
Sementara itu, Ardhan terlihat tengah menatap arloji yang tengah melingkar pada tangan kirinya.
"Tha, lebih kita istirahat sekarang, karena sudah jam sebelas," ucap Ardhan yang beralih menatap adik sepupunya itu.
"Dan besok kamu juga harus bekerja," tambah Ardhan yang masih menatap Aretha.