Rain terbangun dan mendapati sebuah tangan hangat menggenggam tangannya. Rain menunduk menatap tangan itu, lalu menoleh pada pemilik tangan yang berbaring di sebelahnya dengan mata terpejam. Jeanna.
"Jeanna," panggil Rain.
Gadis itu perlahan membuka matanya. "Selamat pagi, Rain," sapa gadis itu sembari tersenyum.
Rain tanpa sadar sudah tersenyum. "Kau … memanggilku dengan namaku," ucap Rain.
"Kau tak suka?" tanya gadis itu. Dia tak lagi berbicara formal pada Rain.
Rain tak menjawab itu, tapi ia menarik Jeanna ke arahnya dan mencium bibir gadis itu.
"Aku … benar-benar ingin melihatmu …" aku Rain.
"Karena itukah kau datang kemari?" tanya Jeanna.
Rain mengangguk. "Aku ingin melihatmu dan bertemu denganmu," ungkap Rain. "Apa kau baik-baik saja tanpaku?"
"Tidak," jawab Jeanna. "Aku merindukanmu."
Rain tersenyum mendengar itu. "Aku juga … aku juga merindukanmu, Jeanna." Rain menunduk dan mengecup puncak kepala Jeanna.