Pemuda itu masih mengamati gadis bercadar yang letih dan kelelahan.
"Mau ... tapi bekasku, tapi tidak nempeldi bibir," jelas Barrak, Yaya menoleh lalu mengulurkan tangan, Barrak memberikan botol itu.
"Tidak papa terima kasih Kang." Yaya menghadap ke arah lain Barrak menaikkan kelapa karena leher kaku dia memijat leher belakang.
Keduanya berjarak dua meter, Yaya mengambil ponsel milik Barrak. "Nih, ponselnya, airnya habis," ucap Yaya lalu memberikan ponsel Barrak.
"Neng jangan berprasangka buruk, sebenarnya tadi itu, saldo tiga bulan lalu, uang milik bersama," jelas Barrak tiba-tiba setelah menerima ponselnya.
"Itu urusan kamu, kenapa aku berprasangka buruk?" tanya Yaya merunduk.
"Hahaha iya kan waktu itu, aku pernah pinjam ponselnya Neng, takutnya Neng berprasangka buruk karena tabungan ku banyak tapi tidak bisa beli paket internet," jelas Barrak, Yaya mengangkat wajah menghadap ke depan.
Anda mungkin juga menyukai