Kemudian Aka Manah tertawa-tawa halus, kembali mereguk minuman dingin di dalam botol di tangannya itu.
"Kau terlihat seperti seorang yang baru saja bertarung hebat, Bardhom. Apa kau menang?"
"Inilah yang ingin aku sampaikan padamu, Akvan."
"Aah, jadi begitu, ya?" Aka Manah mengangguk-angguk. "Baiklah," ujarnya lagi. "Silakan saja. Kau mau ikut minum bersamaku?"
"Tidak, terima kasih."
"Terserah pada pilihanmu saja. Lalu?"
"Kau benar."
"Tentang?"
Bardhom menunduk memerhatikan pakaian di tubuhnya itu. "Tentang kenapa pakaianku bisa robek-robek seperti ini."
"Aah, jadi benar, kau baru saja habis bertarung?"
"Begitulah."
"Lalu?"
"Kau masih ingat saat memaksaku memakan otak dan menggunakan wujud manusia yang aku gunakan sekarang ini?"
"Tentu saja," Aka Manah terkekeh. "Karena dia seorang detektif polisi yang isi kepalanya tentu berisi informasi penting dan berharga. Dan kenapa dengan itu semua?"