Unduh Aplikasi
51.85% 全心全意爱你 / Chapter 14: BERTEMU CALON MERTUA

Bab 14: BERTEMU CALON MERTUA

"Jangan bohongi aku, Sakura. Anak kecil tadi yang bernama Maura bilang, dia adalah anakmu? Benarkan?!" tanya Ethan lagi dengan raut wajah penuh kemenangan. Seakan dia merasa puas, karena bisa membongkar semua kebenaran ini.

     "Astaghfirullah alazim! Maura itu bukan anak kandung aku, Ethan. Aku dan Bu Hanna menemukannya di letakkan di depan pintu masuk Panti Asuhan, pada saat dia bayi di dalam sebuah kardus. Sejak itulah aku merawatnya seperti anak aku sendiri, begitu cerita sebenarnya," tutur Sakura menjelaskan.

     "Aku tidak bisa mempercayai ceritamu itu begitu saja ...."

     "Terserah kau saja, Ethan! Kalau kau tidak percaya, aku akan membuktikannya nanti saat malam pertama kita. Bahwa aku adalah perempuan yang masih suci!" ujar Sakura sambil menatap Ethan dengan pandangan tajam. Saat ini dia merasa kesal dan tersinggung sekali dengan perkataan Ethan.

     Mendengar ucapan Sakura, Ethan jadi terdiam. Dia terkejut sekali dan juga sangat tidak menyangka. Bahwa perempuan mungil yang tampak rapuh di hadapannya ini, bisa berkata dengan tegas kepada dirinya seperti itu.

     "Sungguh, aku tidak mempercayai, bahwa dia masih suci. Di zaman sekarang ini, mana ada perempuan yang masih virgin? Dasar prempuan munafik! Kau pikir jilbabmu itu bisa menipu diriku? Heh?! Kau akan segera mendapatkan nerakamu sebentar lagi, Nona Sakura! Saat kau sudah menjadi istriku!" gerutu Ethan di dalam hatinya penuh kekesalan.

 

     ***

 

     Mobil mewah yang dikendarai Pak Andi, berhenti sejenak di depan sebuah pintu gerbang rumah mewah. Sebelum akhirnya pintu gerbang tersebut terbuka secara otomatis.

     Perjalanan dari pintu gerbang menuju ke pintu utama rumah, memiliki jarak yang lumayan jauh. Karena rumah mewah bergaya Eropa ini, memiliki halaman yang sangat luas sekali. Sekitar rumah dikelilingi aneka pepohonan yang tinggi menjulang. Sehingga suasana di sekitar rumah ini terasa teduh sekali.

     Saat mobil berhenti. Dua orang lelaki berpakaian jas rapi berwarna hitam, dengan segera membukakan pintu mobil untuk Ethan dan Sakura. Saat Ethan bersiap keluar dari dalam mobil. Sakura terlihat diam saja tidak bereaksi. Hal tersebut membuat Ethan langsung menghentikan gerakannya, dan menoleh ke arah Sakura.

     "Kau betah ya, berada terus di dalam mobil ini, Sakura?"

     "Me-memangnya kita sudah sampai? Rumah siapa ini, Ethan?" tanya Sakura sambil melihat ke luar, dengan raut wajah yang tampak cemas.

     "Kau ikut saja denganku, nanti juga kau akan tahu! Tidak usah banyak bertanya!" jawab Ethan, sambil lanjut keluar dari dalam mobil. Dengan ragu Sakura mengikuti sikap Ethan.

     "Tuan dan Nyonya besar sudah menunggu, Tuan. Sejak beberapa menit yang lalu di ruang tamu, bersama dengan Oma Mariam!" lapor pelayan Ethan yang membukakan pintu mobil dengan sikap hormat.

     "Terimakasih atas laporanmu, Charlie. Tetapi kenapa ada Oma Mariam segala? Aku 'kan hanya berjanji bertemu dengan Mama dan Papa saja?"

     "Maaf, Tuan. Untuk hal itu, saya kurang mengerti."

     "Huff! Kalau begitu, aku harus bersiap menerima omelannya. Sebab salah satu hobi Oma Mariam, yang paling menyenangkan dirinya adalah memarahi diriku!" gerutu Ethan sambil tersenyum kecut.

     Tanpa berbicara panjang lebar lagi. Ethan melanjutkan langkah kakinya memasuki rumah. Sedangkan Sakura terus berjalan mengikuti Ethan dari belakang. Seperti biasanya, Sakura selalu tertinggal jauh di belakang, jika berjalan bersama Ethan.

     Langkah kaki Ethan yang lebih panjang dan cepat. Merupakan faktor utama hal tersebut terjadi. Ditambah lagi memang Ethan dengan sengaja melakukan hal tersebut. Itu salah satu cara Ethan bersikap merendahkan Sakura. Juga menunjukkan dengan jelas, bahwa Sakura tidak penting bagi dirinya.

     Saat memasuki rumah. Mata Sakura menyapu ke sekeliling ruangan yang dilaluinya, dengan pandangan mata takjub. Rumah ini sungguh besar sekali. Entah ada berapa ruang kamar di dalamnya. Arsitektur bangunan Eropa yang kental. Ditambah lagi dengan furnitur rumah, yang bernuansa hitam putih bercampur warna silver. Yang menambah keindahan dan kemewahan rumah ini.

     Terdapat beberapa pajangan keramik di setiap sudut ruangan. Digunakan sebagai tempat hiasan aneka bunga hidup, yang menebarkan aroma harum menyegarkan seisi ruang. Bahkan terdapat bunga mawar berwarna-warni, yang merupakan bunga kesukaan Sakura.

     Setiap memandang bunga mawar, entah mengapa hati Sakura terasa lebih tenang dan bahagia. Di taman kecil dekat Panti Asuhan, juga terdapat banyak bunga mawar. Itu semua karena Sakura yang memeliharanya dengan telaten.

     Tiba di ruang tamu. Sakura melihat seorang lelaki bule separuh baya, yang mengenakan jas berwarna biru dongker. Dia langsung berdiri sambil tersenyum bahagia, menyambut kedatangan Ethan. Tangannya terlihat mengembang ingin memeluknya.

     Di samping lelaki itu ada seorang perempuan, yang juga berusia separuh baya. Wajah ayu dan cantik ciri khas wanita Jawa, terlihat jelas di wajahnya. Dengan menggunakan make up lengkap, asesoris, dan fashion pakaian yang dikenakannya. Terlihat serasi, mewah, dan glamor, semakin mempercantik dirinya.

     Tapi menurut penilaian Sakura di dalam hati, perempuan itu tampak kurang ramah juga arogan. Dan, Sakura bisa menebak, bahwa kedua orang ini adalah orang tuanya Ethan. Pantas saja Ethan memiliki wajah tampan blasteran. Perpaduan Papanya yang berasal dari Inggris, dengan Mamanya yang merupakan perempuan Jawa.

     Sedangkan di hadapan mereka. Duduk seorang perempuan tua, yang juga tampak masih terlihat cantik di usianya yang menjelang senja. Raut wajah perempuan ini jauh lebih ramah. Walaupun menurut penilaian Sakura. Guratan sikap tegas juga keras kepala, tergambar jelas di raut wajahnya.

     "Ethan, my Son! Akhirnya, kau tiba juga di sini! Apa kabar, lama kita tidak berjumpa, ya?" seru Papa Ethan dengan logat Inggris nya yang masih kental.

     "Kabar aku baik-baik saja, Pa! Senang berjumpa denganmu lagi!" sahut Ethan. Kemudian mereka berdua saling berpelukan dengan erat. Bahkan Papa Ethan sampai menepuk pundak putra kesayangannya itu berulang kali.

     Setelah puas melepas rindu dengan Papanya. Ethan langsung beralih ke Mamanya. Dia memeluk erat penuh kerinduan, perempuan yang melahirkannya itu.

     Mama dan Papa Ethan, seringkali pulang pergi antara Inggris dan Indonesia. Bahkan mereka lebih banyak tinggal di Inggris dari pada di Indonesia. Dan, saat ini adalah pertemuan mereka, setelah kurang lebih dua bulan tidak berjumpa.

     "Kau semakin bertambah tampan saja, sayang!" puji Mama Ethan sambil menepuk lembut, pipi putra semata wayangnya itu. Sambil mencuri pandang ke arah Sakura, yang berdiri di samping Ethan dengan tajam.

     "Iya, dong! Anak siapa dulu!" sahut Ethan menimpali sambil tertawa kecil penuh kebanggaan. Setelah itu Ethan beralih ke Oma Mariam, yang duduk sambil tersenyum memperhatikan dirinya. Ethan berjalan menghampiri Oma nya, sambil melebarkan tangan dan langsung memeluknya dengan erat.

     "Apa kabar, Oma? Sehat selalu 'kan?"

     "Alhamdulillah, seperti yang kau lihat. Apakah wanita cantik ini merupakan calon istrimu, Ethan?" tanya Oma Mariam tanpa basa basi. Sambil menatap Sakura dari ujung kepala, hingga ujung kaki tanpa berkedip.


Load failed, please RETRY

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C14
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk