_20 tahun kemudian_
Dean menggeram dengan kesal. Entah untuk ke berapa kalinya ia harus masuk ke tempat ini. Tempat yang membuat gendang telinganya seakan mau pecah. Dengan bau asap yang membuat sesak napas di campur bau yang tidak mengenakkan dari keringat orang-orang. Bagi Dean tempat seperti ini bukan tempat yang bisa menenangkan. Tapi, sebaliknya membuat pusing kepala.
Pemuda berusia 19 tahun itu mempercepat langkahnya menuju bartender. Dan, di sana ia melihat Davila duduk menelungkup. Dean menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. Untung saja, Mama dan Papanya sedang berangkat ke Singapura untuk mengurus bisnis mereka. Jika tidak, Amelia pasti sudah panik.