"B-Bu Elok? Pasti kamu salah kira. Dia gak gitu kok," dalih kepala sekolah memaksakan senyum walau kentara sekali sudut bibirnya berkedut dan kakinya bergerak gelisah.
"Tidak, itu benar Bu Elok. Saya yakin seratus persen"
Wajah pria berdasi itu memucat, tak ada lagi senyum di wajahnya. Hanya ada wajah tegang dengan keringat sebiji jagung di pelipisnya.
"Baik. Bapak akan panggil Bu Elok dan menginterogasinya." Setelah mengatakan hal itu, Nia duduk di soffa yang ada di ruang kepala sekolah, menunggu sambil melihat-lihat isi ruangan yang terbilang luas dan nyaman.
Ruangan terasa dingin dengan dua Air conditioner. Soffa diletakkan di sisi kanan dan kiri ruangan, terdapat dispenser di samping meja kepala sekolah, dan berbagai lukisan indah yang harganya mahal. Di bagian belakang ada kamar mandi yang selalu bersih dengan keran yang suhunya bisa diatur. Ruangan ini bak hotel bintang 3.