Unduh Aplikasi
7.88% Salju Di Korea / Chapter 19: Bab 19 Serpihan Hati Yang Hilang(5)

Bab 19: Bab 19 Serpihan Hati Yang Hilang(5)

Sudah menjadi rutinitas Syifa sebelum meninggalkan Neneknya dirumah entah untuk pergi ke sekolah atau kerja di tempatnya Pak Haji selalu mempersiapkan bekal untuk dirinya dan juga untuk Neneknya di rumah.

Namun beberapa hari ini bekal yang Ia tinggalkan di rumah sering kali tidak tersentuh oleh Neneknya hanya segelas teh hangat dan satu dua sendok nasi saja yang Nenek Syifa makan. Aktifitasnya lebih banyak tidur di kamar walau kadang-kadang menyapu lantai rumah.

"Nenek pengen makan apa? biar Syifa masakan?" tanya Syifa kepada Neneknya.

"Tidak usah Syifa, Nenek sudah tidak ada lagi nafsu makan. Malah Nenek pengen puasa sunah saja." Jawab Nenek Syifa.

"Syifa berangkat sekolah dulu Nek." Kata Syifa sambil mencium tangan Neneknya.

"Iya, hati-hati di jalan." Jawab Neneknya.

Beberapa hari terakhir ini kesehatan nenek Syifa semakin menurun. Ada kegelisahan dibenak Syifa setiap pergi dengan meninggalkan Neneknya di rumah sendiri.

Sementara Di sekolah disibukkan dengan try out untuk persiapan ujian kelulusan. Dalam pertemuan di kelas sebelum mengakhiri pelajaran Pak Gunadi wali kelas Syifa sempat berpesan.

"Anak-anak hari ini adalah terakhir tryout untuk kalian dan hanya tinggal dua minggu lagi ujian kelulusan akan dilaksanakan. Pesan Bapak belajarlah yang sungguh-sungguh jangan jadikan alasan apapun untuk berhenti belajar. Sebab hanya dengan ilmu pengetahuan dan kerja keras nasib kita bisa berubah menjadi lebih baik." Diakhir pelajaran Syifa buru-buru meninggalkan kelas untuk segera pulang. Disampingnya Dewi berjalan sedikit lebih cepat untuk mengejar langkah Syifa.

"Syifa, tumben kamu buru-buru hari ini?" kata Dewi.

"Aku khawatirkan Nenekku di rumah sendiri, beliau dalam keadaan sakit." Kata Syifa. Tidak jauh dari mereka sabda menyusul dan menghampiri.

"Ada apa Syifa hari ini kamu buru-buru cepat pulang?" Tanya Sabda.

"Perasaanku tidak enak, kesehatan Nenekku hari-hari ini semakin memburuk." Kata Syifa.

"Baiklah Aku antar kamu pulang." Kata Sabda. Sabda segera ambil motor dari halaman parkir dan menghampiri Syifa yang sudah menunggu di pintu gerbang sekolah. Setelah Syifa membetulkan posisi duduknya, segeralah motor itu melaju menyusuri jalan pulang. Hingga sampailah keduanya di rumah Syifa.

Syifa membuka pintu rumah setelah sebelumnya mengetuknya kemudian ucapkan salam dan sepi tidak ada jawaban. Syifa masuk rumah dan langsung menuju kamar neneknya. Dengan hati cemas Syifa segera menghampiri Neneknya yang tertidur di lantai bawah dipannya. Sepertinya Nenek Syifa habis jatuh tetelungkup dari dipannya.

Syifa segera membangunkannya namun sepertinya Nenek Syifa dalam kondisi pingsan. Syifa menangis sejadi-jadinya. Tidak lama Sabda datang dan menghampiri mereka berdua.

"Ada apa Syifa?" Tanya Sabda

"Nenek sepertinya pingsan, Sabda..." Kata Syifa.

Melihat kondisi Nenek Syifa yang pingsan mereka segera membawanya ke rumah sakit. Sampai di rumah sakit Nenek Syifa langsung dimasukkan ke IGD. Setelah sekian waktu Dokter melakukan tindakan dan hasilnya ternyata nihil. Dokter keluar ruangan dan menghampiri Syifa.

"Nak Syifa, mohon diikhlaskan kami sudah lakukan tindakan sesuai prosedur kedokteran namun hasilnya tidak sesuai yang kita harapkan. Nenek telah dipanggil oleh yang Maha Kuasa. Semoga mendapat tempat yang baik disisinya." Kata dokter kepada Syifa.

Syifa tidak kuasa menahan tangis. Ia menghampiri Neneknya yang terbujur kaku di atas dipan. Sabda datang dan menghampiri Syifa kemudian menenangkannya.

"Syifa, Aku turut sedih, tetapi biarlah Nenek pergi dengan tenang semoga kedamain jalan menuju surga untuknya.

Setelah mengurus berkas administrasi dari rumah sakit segeralah mereka membawa pulang jenazah Nenek dengan mobil ambulan yang sudah tersedia di rumah sakit. Tiba di rumah disambut haru dan isak tangis tetangga dekat Syifa.

Upacara pemakaman segera digelar saat itu juga. Hingga sore menjelang malam upacara pemakaman telah selesai dilakukan. Dengan ditemani Sabda dan beberapa tetangga dekat Syifa pulang dari pemakaman dengan membawa duka dan kepedihan yang mendalam.

"Syifa, hari sudah malam aku pamit pulang dulu." Kata Sabda kepada Syifa.

Sabda mulai menghidupkan mesin motornya dan beranjak pulang. Hingga sampai depan rumah Bi Inah menghampiri sabda.

"Baru pulang Nak Sabda?" Tanya Bi Inah kepada Sabda.

"Iya Bi, dari rumahnya Syifa, hari ini Neneknya Syifa meninggal dunia dan aku ikut upacara pemakamannya sampai selesai." Papar Sabda kepada Bi Inah.

"Siapa yang tunggu Kak Raja di rumah sakit Bi?" Tanya Sabda kepada Bi inah.

"Bapak dan Ibu ada di rumah sakit Nak Sabda, tadinya Ibu yang jaga di rumah sakit kemudian pulang kerja Bapak menyusul, baru saja." Terang Bi Inah.

Sabda beranjak masuk rumah dan kemudian mandi. Sementara Pak Karta dan Ny Indah masih menunggu Raja yang terbaring di rumah sakit.

"Bagaimana Ma, kondisi Raja hasil pemeriksaan dokter tadi pagi?" Tanya Pak Karta kepada Ny Indah.

"Raja sudah mulai sadar dari koma Pa, cuma dokter menyarankan agar kita tunggu dulu di luar. Badannya masih lemas dan sesekali mengigau." Papar Ny Indah kepada Pak Karta.

"Sampai kapan Anak itu akan pulih kembali sadar seperti sedia kala? malang betul nasibnya." Gumam Pak Karta.

"Mama juga khawatirkan masa depannya Pa." Kata Ny Indah.

"Mama kalau capek pulanglah istirahat biar Papa yang gantian nunggu Raja." Kata Pak Karta kepada Ny Indah.

"Baiklah Pa, Mama pulang dulu." Kata Ny Indah kepada Pak Karta. Ny Indah berkemas dan beranjak dari ruang tunggu menuju pintu keluar rumah sakit.

Dia aktifkan handpone untuk menggunakan aplikasi transportasi online. Tidak lama mobil jasa transportasi online datang dan menghampiri Ny Indah di luar pintu masuk rumah sakit. Setelah terjadi pembicaraan sebentar maka masuklah Ny Indah ke mobil itu. Sebentar kemudian mobil melaju menuju rumah Ny Indah hingga sampailah pada tempat yang di tuju.

"Bayarnya pakai go pay ya bang." Kata Ny Indah kepada driver mobil online.

"Baik bu" Jawab driver mobil online menimpali.

Di pintu gerbang rumah Bi Inah datang dan menghampiri sambil membukakan pintu.

"Baru pulang Bu?" Sapa Bi Inah kepada Ny Indah.

"Iya Bi." Jawab Ny Indah.

"Sabda sudah pulang Bi?" Tanya Ny Indah kepada Bi Inah.

"Sudah bu barusan, katanya habis melayat ke rumahnya Syifa Neneknya hari ini meninggal" papar Bi Inah.

Ny Indah berjalan masuk rumah dan beberapa saat kemudian diikuti Bi Inah setelah kembali menutup pintu gerbang rumah.

"Bagaimana keadaan Nak Raja bu, apakah sudah membaik keadaanya?" Tanya Bi Inah.

"Raja sudah bangun dari koma beberapa hari Bi, cuma belum bisa ditemui saat ini. Kadang masih suka ngigau yang gak jelas apa makdudnya." Terang Ny Indah kepada Bi Inah.

"Syukurlah setidaknya sudah sadar, semoga keadaannya terus membaik." Kata Bi Inah.

Setelah mandi dan ganti baju Nyonya Indah menghampiri Sabda yang sedang terbaring di kamar tidur sambil memainkan gadged kepunyaannya.

"Sabda Sudah makan belum?" Tanya Ny Indah kepada Sabda.

"Sudah Ma." Jawab Sabda.

"Mau nemenin Mama makan?" Kata Ny Indah kepada Sabda.

"Tetapi Sabda masih kenyang ma." Jawab Sabda.

"Masa, Mama makan sendirian. " Kata Ny Indah.

"Baiklah Ma." Kata Sabda menimpali. Sabda pun akhirnya menemani Mamanya makan sambil berbincang.


Load failed, please RETRY

Hadiah

Hadiah -- Hadiah diterima

    Status Power Mingguan

    Rank -- Peringkat Power
    Stone -- Power stone

    Membuka kunci kumpulan bab

    Indeks

    Opsi Tampilan

    Latar Belakang

    Font

    Ukuran

    Komentar pada bab

    Tulis ulasan Status Membaca: C19
    Gagal mengirim. Silakan coba lagi
    • Kualitas penulisan
    • Stabilitas Pembaruan
    • Pengembangan Cerita
    • Desain Karakter
    • Latar Belakang Dunia

    Skor total 0.0

    Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
    Pilih Power Stone
    Rank NO.-- Peringkat Power
    Stone -- Batu Daya
    Laporkan konten yang tidak pantas
    Tip kesalahan

    Laporkan penyalahgunaan

    Komentar paragraf

    Masuk