Setelah kepergian Bram, Siska pun langsung menyunggingkan senyumnya. Sebenarnya Siska merasa begitu senang karena hubungannya sudah melangkah maju. Bahkan Bram juga mau bertanggung jawab padanya. Siska jadi merasa bahwa Bram itu memanglah pria yang bertanggung jawab. Siska pun kemudian langsung mengelus perutnya secara lembut. Meski pun dia tidak menginginkan kehamilan itu, tapi saat ini Siska sudah jauh lebih menerima kehadiran bayi di dalam rahimnya.
'Sayang, semoga kita baik-baik saja ya. Semoga tidak akan pernah ada orang yang berani mengusik kita. Dan semoga saja ayahmu itu cepat menikahi ibumu. Semoga kita diberikan kelancaran. Supaya kita memiliki hidup yang layak, Nak. Aamiin'. Batin Siska.
Siska tidak menyadari bahwa semenjak dia datang ke rumah, seseorang telah memperhatikannya di balik jendela kaca. Orang yang tak lain adalah Anin. Anin sedari tadi terus saja memperhatikan gerak-gerik Bram dan juga Siska. Bahkan Anin melihat adegan saat Bram mengecup kening Siska.