Ratna melompat, berdiri dengan cepat. Begitu juga dengan Mr. Roman. Mereka berdiri berhadap-hadapan. Saling memandang.
Wajah Ratna berubah merah, seluruh tubuhnya dipenuhi dengan amarah.
Sebaliknya Mr. Roman, wajahnya pucat, gugup, dengan rasa bersalah.
"Kamu bedebah. Kamu mencuri kesempatan!"
Rahang Ratna White menegang.
"Ratna....tenanglah! Akan ku jelaskan!"
Mr. Roman mengangkat kedua tangan ke dada.
"Kamu penjahat cabul!"
Ratna menggerakkan gigi.
"Ratna! Ku mohon dengarkan aku !"
"Tidak perlu!"
Tinju Ratna mengepal, hingga jari-jarinya berubah warna putih pucat.
Ratna maju ke depan, Mr. Roman mundur,
Terlambat!
BAMM!
"ARGH!" Tinju Ratna sudah melayang keras ke wajah pria itu.
Mr Roman tak siap menerima pukulan tinju berikutnya. Badan Mr. Roman jatuh ke samping, menghantam lantai dengan kuat. Bibir Mr. Roman berdarah. Darah segar mengalir membasahi baju olahraganya berwarna putih.