Tiga nyonya saling pandang, bingung.
Bukan karena adanya panggilan tuan Yudisthira itu, tapi karena Raditya menyebut "ibu" kepada mereka.
"Kalian duluan ke sana, ya! Kami menyusul!" kata Nindy.
"OKE!!!" sahut kakak beradik itu.
Mereka berlari menuju ruang tamu.
"Nindy... Raditya menyebut kamu ibu!" Soraya excited.
"Alaaah... itu karena dia ikut-ikutan dengan Davita!" Nindy menepiskan tangan, membuang rasa gugup di hatinya.
Ratna tersenyum. Wajah Nindy merah.
"Ada apa, ya? Kenapa tuan Yudhistira Salman memanggil kita?" Soraya bertanya.
"Hmm! Kamu tanya aja sendiri!" kata Ratna cuek. Dia kewalahan dengan sikap Soraya yang selalu bertanya, Soraya malas berpikir.
"Nindy.... kenapa tuan Yud...memanggil kita?"
"Tanyakan langsung ke dia!" sahut Nindy. Lama-lama, Soraya kurang lebih ibunya, nyonya Clarita Adelia.
Gawat! Soraya harus segera di obati. Nindy cemas.
"Oke... aku tanya langsung ke dia!" Ayo kita ke sana!" Soraya jalan duluan.
"Heh!" Nindy kaget
"Ratna!"