Evie Melody tidak semangat lagi belanja. Nagita membuatnya jengkel dan marah. Dia pergi ke butik milik nyonya Esther Melody. Di sana dia bisa istirahat.
Evie Melody bertemu Mathilda di sana.
"Apa-apaan ini?" Evie Melody meletakkan bag paper ke sofa. Dia melotot ke Mathilda yang duduk di kursi ratu milik nyonya Esther Melody.
Mathilda berlagak seperti pemilik butik.
"Gaya sekali dia!" _ Evie Melody mengumpat dalam hati.
Mathilda tidak berpakaian hitam-hitam seperti biasanya. Dia mengenakan stelan mahal casual berwarna biru muda, menjadikan dia terlihat anggun dan berkelas.
"Kenapa kamu di sini?" Evie Melody kesal melihat Mathilda menduduki kursi itu.
Setelah ibunya ke London, dan dirinya tidak lagi di blokir. Evie Melody sudah bisa menikmati fasilitas mewah di Salman City.
Evie Melody mengangkat dirinya sebagai penanggung jawab dan menggantikan pekerjaan ibunya di butik.
Mathilda tersenyum angkuh, aneh biasanya dia segan dengan Evie Melody.