Seluruh orang di sana panik. Sudah menjadi tabiat dan kebiasaan Mademoiselle Edeva kalau perempuan itu suka marah marah. Bahkan, tiada hari tanpa kemarahan dan kegarangan Mademoiselle Edeva. Wajah Kepala Pelayan itu tampaknya seakan sudah tercetak untuk memiliki keseriusan dan otot otot yang tegang, sampai sampai setiap orang yang melihatnya bisa ikut ketakutan.
Tapi kini, wajah Mademoiselle Edeva berada dalam kemarahan tingkat atas, yang paling maksimal, sepanjang sejarah perempuan itu berada di Istana Kerajaan Atalaric Bagian Utara!
Raut mukanya itu super dingin. Emosinya telah meluap luap!
"Audrey! Katakan apa yang telah kamu ucapkan kepada seluruh pelayan di istana ini!" teriaknya lantang.
Audrey mengernyitkan alisnya, dia sama sekali tak mengerti arah pembicaraan Mademoiselle Edeva. Perempuan itu tanpa sedikit pun rasa sabar, menyeret Audrey di sepanjang lorong, sampai akhirnya mereka berada di luar istana – tepatnya di tepi gudang.