"Ka-kau kenapa, Emily?" tanya Elliot terlihat kebingungan karena aku langsung memeluknya erat tanpa menjelaskan apa pun. Terlebih aku sedang menangis saat ini. Melihat sosok Elliot membuatku tak sanggup menahan kesedihan.
"Bawa aku pergi dari sini. Aku mohon bawa aku pergi dari sini."
Aku terus mengatakan itu pada Elliot diiringi dengan suara isak tangisku yang semakin histeris. Elliot tidak mengatakan apa pun, dia hanya terus mengusap kepalaku dengan lembut.
Setelah cukup lama menangis dalam pelukan Elliot, aku pun merasa lebih tenang. Aku mulai menceritakan semuanya pada Elliot. Paman Keien dan Erriol yang berada bersama kami, ikut mendengarkan ceritaku.
"Jadi Kuran itu ayahmu?" Pertanyaan itu berasal dari paman Keien yang tampak terkejut karena kedua matanya melebar sempurna.
"Iya. Maaf Paman, bolehkah aku bertanya sesuatu?"
"Katakan saja," sahut Paman Keien.