Juza yang masih terduduk di kursi sebelah brankar milik Azami, mengulurkan sebelah tangannya untuk menggenggam jari-jemar Azami yang bebas tanpa jarum infusan.
Ditariknya dengan lembut tangan Azami agar mendekat kearahnya, lalu dirinya mendaratkan kecupan-kecupan kecil pada punggung tangan sang kekasih yang terasa sedikit dingin dari biasanya.
"Kumohon cepatlah bangun, honey. Aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku sendiri jika sesuatu hal yang lebih buruk terjadi kepada mu lagi." Gumam Juza yang semakin mengeratkan genggaman tangannya pada jari-jemari Azami. Dan kini sebelah tangannya yang lain terulur untuk mengusap pelan kening sang kekasih yang dibalut perban putih.
"Cepatlah bangun honey. Aku lebih suka melihat kau yang sedang marah-marah kepada ku, dari pada melihat kau yang tertidur seperti ini. Aku sangat merasa takut."Gumam Juza lagi dan kembali mengecup punggung tangan Azami penuh dengan cinta.