Keesokan harinya, Ganjar sudah berada di saung bersama Eka, Dika, dan kedua rekannya.
Mereka sedang membahas terkait pembegalan yang dialami oleh Pak Rafli sepulang dari saung. Pembegalan tersebut dilakukan oleh keempat pemuda kampung sebelah.
Eka sengaja menyempatkan diri menemui Ganjar. Karena ditugaskan oleh Pak Rafli yang saat itu tidak bisa mengambil sayuran di perkebunan Ganjar. Karena ia baru saja pulang dari klinik, setelah perawatan selama satu malam akibat terkena bacokan di bagian pundak dan tangan kanannya.
Mendengar kabar tersebut, Ganjar tampak kaget dan terkejut. Dengan penuh rasa penasaran, ia pun bertanya kepada Eka, "Tapi, Pak Rafli selamat 'kan?" tanya Ganjar dengan sorot mata tertuju ke wajah Eka.
"Alhamdulillah, Kang. Pak Rafli tidak kehilangan apa-apa, ia melawan dan hanya mengalami luka di bagian pundak dan tangan kanannya," jawab Eka lirih.
"Insya Allah, hari Minggu saya ke rumah Pak Rafli untuk melihat kondisinya," kata Ganjar lirih.