Waktu masih terlalu pagi, tapi hari ini Kania begitu bersemangat pergi ke sekolah. Setelah kemarin dia tidak masuk sekolah gegara sakit. Bayangan Miko selalu hadir di benaknya. Miko lah yang menjadi alasannya untuk Kania bergegas pergi ke sekolah. Ia ingin berterima kasih karena Miko sudah mengobati lukanya waktu itu.
Beberapa menit kemudian, Kania sudah bersiap dengan style yang serba pink, sepatu sneaker berwarna pink, bagpack pink, dan bando pink. Untung saja sekolah Kania memiliki almamater, kalaupun tidak, mungkin ia juga akan menggantinya dengan blazer berwarna pink. Setelah yakin dengan penampilannya, Kania segera turun dan bergegas pergi ke meja makan. Di meja makan sudah tersaji beberapa makanan, tapi seperti biasa ia lebih memilih roti dengan balutan selai, sosis bakar dan segelas susu. Kania pun mulai menikmati sarapannya.
"Hai sayang, apa kabar??" Delon tiba-tiba datang dan langsung mencium kepala Kania.
"Kak Delon, tumben banget??" Tanya Kania heran melihat Delon ada di meja makan sepagi ini.
"Hari ini aku mau nemenin adik kesayanganku untuk sarapan!!!" Jawab Delon sembari mengoleskan selai di rotinya.
"Sepertinya aku sedikit curiga!!" Jawab Kaniya dengan kening mengerut.
Ting tong...
Tiba-tiba terdengar suara bell berbunyi. Kania sempat heran, siapa yang berkunjung pagi ini. Tapi ia tak menghiraukan, ia tetap saja melanjutkan sarapannya. Terdengar langkah seseorang masuk ke ruang makan, dan ternyata,
"Selamat pagi Willy, ayo sarapan bareng-bareng sama kita!!" Ajak Delon.
Tiba-tiba Kania seperti tersedak, "Uhuk..uhukk."
Ia segera mengambil segelas air putih, dan meminumnya. 'Kenapa Willy tiba-tiba ada disini!!' pikirnya.
"Hati-hati dong makannya" kata Delon sembari tersenyum melihat Kania yang salah tingkah karena kedatangan Willy.
"Kania, hari ini Willy yang akan mengantarmu ke sekolah!!" Perintah Delon.
"Willy???" Kania menatap Delon, kemudian melirik Willy yang masih berdiri mematung. Sebenarnya ia merasa sebal, tapi apadaya kakaknya pasti akan marah jika ia menolaknya. Kania pun hanya menganggukkan kepala tanda mengiyakan.
Delon memaksa Willy untuk ikut sarapan. Akhirnya Willy ikut sarapan dengan Kania dan Delon. Ia memilih mengambil kursi tepat di sebelah Kania. Tiba-tiba selai di roti Kania habis, ia bermaksud ingin mengambilnya lagi, tapi jaraknya terlalu jauh, ada di depan Delon. Tangannya tidaklah sampai. Tiba-tiba Willy meraih selai itu dan mengoleskannya ke roti Kania. Kania hanya meliriknya, sebenarnya hatinya tersentuh. Tapi Kania tidak ingin memberikan harapan ke Willy, ia memilih untuk bersikap biasa saja.
"Ini rotimu!!" kata Willy sembari memberikan sepotong roti yang sudah terisi selai kepada Kania.
"Terimakasih!!" Jawab Kania singkat sembari menerima roti itu.
Belum selesai dengan itu, Willy meraih piring Kania yang berisi sosis bakar. Ia memotongnya menjadi beberapa bagian, setelah menurutnya itu sudah memudahkan Kania untuk memakannya, ia memberikannya ke Kania. Kania terheran - heran melihat sikap Willy yang sangat manis.
Delon yang menyaksikan peristiwa ini hanya melontarkan senyumnya sembari menggeleng - gelengkan kepalanya. Aksi Willy membuatnya tersentuh. Tapi ia merasa heran, kenapa adiknya masih saja bersikap dingin terhadap Willy.
...
"Cepat cepat, aku ingin semuanya terlihat sempurna. Sebelum Kania datang!!!"
Semua teman sekelas Kania sedang sibuk menghias kelasnya. Beberapa balon berbentuk love memenuhi ruang kelas, ada yang berwarna pink, ada juga yang berwarna merah. Dinding kelas bagian belakang pun sudah sangat indah, bertuliskan dengan balon 'I LOVE U KANIA'. Kartu ucapan tersebar di berbagai penjuru kelas, seperti;
I LOVE U KANIA
U'R MY SOULMATE
THE REASON IS U
U'R MY EVERYTHING
U'R MY ANGEL
Dan masih banyak lagi, entah berapa lama waktu yang mereka butuhkan untuk membuat ini. Berbagai bucket bunga juga sudah memenuhi meja Kania. Boneka Teddy bear berwarna pink sudah duduk manis di kursi Kania. Berbagai macam coklat pun juga sudah tertata rapi di meja Kania. Para murid-murid bergerombol di depan kelas Kania. Sebagian dari mereka juga heran, sebenarnya apa yang sedang terjadi. Dan semakin penasaran siapa yang membuat semua kejutan ini.
Kania turun dari mobil Willy. Ia berdiri sejenak, melihat di sekelilingnya. Belum terlihat mobil Sonya.
"Lu duluan deh Will, gue nunggu Sonya!!" Perintah Kania.
"Nggak, gue nungguin lu sampai Sonya dateng!!" jawab Willy.
Kania hanya membalas Willy dengan tatapan sebal. Selang beberapa menit Sonya dan Tania datang.
"Hai beb, lu udah baikan?? Maaf banget gue kemaren nggak sempet kerumah lu, jadwal gue over padet banget Kan!!" Terang Sonya.
"Iya Kan, kita rencana entar mau kerumah lu, tapi lu nya udah masuk. Tumben banget sih sakit lu cepet sembuh!!!" Tanya Tania heran.
"Jangan-jangan ada seseorang dibalik ini?? Cie cie...!!" Sonya dan Tania terus saja menggoda Kania. Pipi Kania sampai memerah karena malu.
"Apa'an sih kalian" jawab Kania malu-malu.
"Kan, gue ke kelas dulu!!" Berhubung Sonya dan Tania udah datang Willy pamit untuk pergi ke kelas terlebih dahulu.
Kania hanya menganggukkan kepalanya.
Merekapun bergegas menuju kelas sembari mengobrol. Sehari saja tak bertemu, mereka sudah saling rindu.
"Eh tunggu-tunggu, lu barengan sama Willy?" Tanya Sonya.
"Ini ulah kakak gue!!!" Jawab Kania singkat.
"So sweet banget sih kak Delon. Bener-bener dambaan semua wanita!" Ungkap Tania dengan sikap lebaynya.
"Dambaan lu aja kali, kalo gue sih malahan seneng banget ngeliat Willy, udah cakep, stylenya cool, Jago silat, jago basket, baik hati lagi. It's perfect!!!" Papar Sonya sembari mendramatisir ceritanya.
"Apa???Willy???" Seru Kania dan Tania bersamaan.
Mereka kaget melihat sahabatnya itu kagum dengan Willy yang selama ini menjabat sebagai ketua kelas di kelas mereka. Memang Willam Agler adalah pemuda tampan, yang tegas, baik, dan senang sekali dengan keadilan. Lebih tepatnya dia senang membantu teman-temannya yang tertindas. Sosoknya begitu penuh kehangatan dan kasih sayang. Tapi untuk mengambil hatinya tidaklah mudah. Ia cenderung tertutup jika mulai membahas wanita idamannya. Entah sudah berapa wanita yang ingin menjadi kekasihnya, tapi ia menolaknya dengan alasan masih ingin fokus belajar. Atau mungkin ada sebuah hati yang ingin ia jaga.
Belum sampai di kelas beberapa murid seperti terfokus kepada tiga wanita cantik ini, mereka seperti berbisik-bisik. Sebagian juga banyak yang bilang.
"So sweet banget sih"
"Kania beruntung banget ya!!"
"Kania bakalan nerima nggak ya??"
Beberapa pembicaraan mereka terekam di telinga mereka bertiga.
"Ini ada apa'an sih???" Tanya Sonya heran.
"Gue juga nggak tau Soy, mereka semua pada ngeliatin kita. Apa ada yang salah dengan penampilan kita hari ini ya??" Kania celingukan melihat penampilannya dan kedua temannya. Menurutnya tidak ada yang salah.
"Apa rambut gue berantakan ya??" Tanya Tania.
Sonya dan Kania pun melihat rambut Tania tidak ada yang aneh.
"Rambut lu baik-baik aja kok, cantik!!" Ungkap Kania.