"Harga diri kita telah diinjak-injak dan dinistakan oleh para perebut tanah. Kesabaran kita telah habis mengingat mereka telah membunuh anak-anak kita tadi malam. Kini saatnya kita bangkit untuk memulihkan harga diri kita. Bersatulah seluruh Rakyat Polandia. Angkat senjata kalian dan majulah ke medang perang. Mari kita bangkitkan kembali kejayaan Bangsa Polandia." Pidato Presiden Andrzej Mokronowski benar-benar menggelegar dengan nada bicara yang penuh semangat.
Para pendukung Presiden Andrzej Mokronowski dengan senang hati menyambut seruan sang Presiden untuk berperang.
Setelah pidato tersebut disampaikan di Lapangan Mickiewicz, Kota Lwow. Tentara-tentara Polandia segera menyerang Tentara Prussia yang mereka lihat.
Situasi di Europa Timur memanas paska Polandia menyatakan perang terhadap Prussia. Harga-harga komoditas seperti gandum, batu bara, dan jagung langsung mengalami kenaikan.
Baku tembak terjadi dengan sengit di beberapa titik di sepanjang perbatasan antara Prussia dengan Polandia. Beberapa rudal meluncur dari arah Polandia menuju ke Prussia. Di mana beberapa rudal tersebut berhasil ditangkis oleh sistem pertahanan Pantsir. Walaupun ada juga beberapa rudal yang mengenai pangkalan militer Prussia.
Beberapa pesawat tempur Polandia tipe MiG-23 menembakkan rudal-rudalnya ke posisi Tentara Prussia berada. Rudal-rudal tersebut menghancurkan posisi pertahanan Prussia di perbatasan.
Tentara Polandia masih belum bisa menembus garis pertahanan Prussia meskipun mereka telah melumpuhkan beberapa titik pertahanan mereka.
Beberapa unit TSF tipe MiG-21 Balalaika milik Angkatan Darat Polandia terbang menuju ke wilayah Prussia.
"Akhirnya kita bisa berlaga melawan Prussia juga," ujar Bogusław Lewkowicz.
"Saatnya kita beraksi," seru Kapten Milena Wadzińska.
Kedelapan unit TSF menyebar dan menghancurkan formasi Tentara Infantri Prussia yang ada. Berondongan peluru yang ditembakkan oleh TSF tersebut menghancurkan beberapa peralatan militer berat, kendaraan tempur, tank, dan membunuh para Tentara Prussia yang ada.
Kedelapan unit TSF tipe MiG-21 Balalaika yang tengah mengamuk dan memberikan serangan yang cukup menghancurkan pada pertahanan Prussia di pinggiran Kota Siedlce. Sekitar dua ratus enam puluh mayat Tentara Prussia berserakan. Sementara beberapa Tentara Prussia yang tersisa memutuskan untuk menyerah setelah tiga puluh menit mereka bertarung.
Para tawanan perang Prussia itu disuruh meletakkan senjata dan perlengkapan perang lainnya di hadapan seorang Perwira Menengah Polandia.
"Aku tidak ingin menyerah. Setidaknya mati sambil membunuh musuh jauh lebih baik daripada menyerah dan mati dengan tangan hampa," ujar Katarzyna Grudzińska dalam hatinya.
Seorang Tentara perempuan Prussia tengah berjalan pelan sambil memperhatikan sekelilingnya. Di seberang sana berdiri satu unit TSF tipe MiG-21 Balalaika yang tengah terbuka kokpitnya dan dari dalam kokpitnya itu keluar seorang Pilot perempuan yang bernama Klara Ogonowska. Melihat kesempatan tersebut, Katarzyna Grudzińska segera menarik granatnya dan dilemparnya tepat ke arah kokpit tersebut. Para Tentara Polandia segera memberondong tubuh Katarzyna Grudzińska hingga dia tewas bermandikan darah.
"Setidaknya kematianku ini tidak sia-sia." Katarzyna Grudzińska mati dengan wajah yang dihiasi sebuah senyuman yang indah dan tanpa beban.
Granat itu jatuh di kaki Klara Ogonowska dan langsung meledak membakar tubuhnya dan merusak area kokpit pada TSF tersebut. Klara Ogonowska berteriak panik karena api membakar tubuhnya hingga dia terjatuh dari TSF tersebut. Klara Ogonowska langsung tewas seketika dengan tubuhnya hancur dan juga terbakar api.
"Jika Klara mati dengan penuh senyuman. Aku juga akan mati sambil membunuh mereka," ujar Klaudia Kopernik dalam hatinya.
Melihat temannya melakukan perlawanan. Klaudia Kopernik tidak jadi menyerahkan senjata dan perlengkapan militernya. Dia berlari dengan sangat cepat dan melempar sebuah granat yang dia bawa ke arah meriam sebuah tank T-72.
Klaudia Kopernik kembali berlari dengan sangat cepat menghindari berondongan peluru Tentara Polandia yang menerjangnya dan melempar granat terakhir ke arah stasiun bahan bakar, di mana beberapa Tentara Polandia tengah menguras habis bahan bakar yang ada di sana. Tubuh Klaudia Kopernik diberondong dengan peluru dan dia jatuh dengan senyuman kemenangan yang terhias di wajahnya.
Tank T-72 tersebut meledak dan hancur serta membunuh ketiga Kru tank yang ada di dalamnya. Granat yang jatuh di stasiun bahan bakar itu meledak dan dan membakar para Tentara Polandia yang tengah menguras habis bahan bakar yang ada di sana. Tank dan kendaraan militer yang terparkir di sana juga ikut hancur akibat kobaran api tersebut.
Walaupun pertahanan Prussia di pinggiran Kota Sidlce telah jatuh. Tapi kedua Tentara perempuan Prussia dari etnis Polandia itu tidak mau menyerah. Kalaupun mereka mati. Mereka mati sambil membawa jasad Tentara Polandia untuk menemaninya.
Walaupun kedua rekannya telah mati. Tapi para Tentara Prussia itu sudah pasrah akan apa yang terjadi pada mereka semuanya. Kondisi mereka juga tidak sepenuhnya fit. Beberapa ada yang terluka dan beberapa ada yang ketakutan.
"Kalau kalian melawan. Kami tidak segan-segan untuk membunuh kalian dengan sadis. Turutilah segala keinginan kami. Maka kalian akan pulang dengan selamat!" seru Mayor Konstantyn Fedorowicz.
Para Tentara Prussia yang ditawan oleh Tentara Polandia segera melakukan perlawanan meskipun mereka telah diseru oleh Mayor Konstantyn Fedorowicz. Beberapa Tentara Prussia diberondong peluru oleh Tentara Polandia. Sementara itu beberapa yang lainnya menembaki Tentara Polandia, bahkan ada yang terlibat pertarungan jarak dekat untuk merebut senjata dari Tentara Polandia.
Iqbal Susanto tengah terlibat perkelahian tangan kosong melawan seorang Tentara Polandia. Tentara Prussia asal Jawa Timur itu memukuli seorang Tentara Polandia dan merebut senjatanya. Setelah dia merebut senapan AK-47. Dia segera memberondong Tentara Polandia tersebut dan segera kabur di tengah berondongan peluru.
Tentara Polandia yang awalnya merasa telah menang. Kini dikagetkan dan disibukkan akan serangan mendadak dari para tawanan perang Prussia.
Salah seorang Tentara Prussia menembakkan rudal ke arah salah satu TSF dan menghancurkan kokpitnya. Sementara Tentara Prussia itu mati ditusuk bayonet oleh tiga Tentara Polandia yang menyerangnya setelah lelaki itu menembakkan sebuah rudal ke arah kokpit TSF. Beruntungnya sang Pilot TSF tidak berada di kokpit.
Karena kalah jumlah dan kalah tenaga. Seluruh tawanan perang Prussia itu telah mati dalam sebuah perlawan yang begitu heroik.
Melihat banyaknya mayat Tentara yang bergeletakan. Kolonel Benjamin Podolski memberikan sebuah perintah, "Tusuk seluruh mayat Tentara Prussia dengan bayonet. Ini untuk mengantisipasi kejadian barusan."
Para Tentara Polandia bergerak menuju ke setiap jasad Tentara Prussia yang telah mereka bunuh. Jasad-jasad itu ditusuk-tusuk dengan bayonet untuk memastikan bahwa mereka benar-benar telah mati.
Beberapa Tentara Polandia ada yang merasa senang dan puas menusuk-nusuk jasad para Tentara Prussia dengan bayonet.
"Rasakan itu Prussia sialan!" seru salah seorang Tentara Polandia sambil berjalan menusuk-nusuk mayat yang bergeletakan.
Sementara beberapa yang lainnya merasa terpaksa melakukan hal tersebut karena musuh mereka telah mati.
Tentara Prussia kehilangan dua ratus sembilan puluh Tentara, empat unit tank, dan lima unit kendaraan militer dalam pertempuran di perbatasan. Sementara Polandia kehilangan seratus sembilan puluh sembilan Tentara, empat unit tank, sembilan unit kendaraan tempur, dan dua unit TSF. Sebuah kerugian secara material yang tergolong cukup besar, meskipun Polandia telah membersihkan Tentara Prussia di perbatasan.
.
.
Lain di Siedlce, lain di Sosnowiec. Tentara Polandia tidak bisa memasuki Kota tersebut dan mereka hanya melakukan serangan artileri dan rudal. Setiap tank dan kendaraan tempur Polandia yang mendekat, berakhir menjadi rongsokan, dan membunuh orang-orang yang ada di dalamnya.
"Jangan biarkan mereka memasuki Sosnowiec. Kita akan pertahankan Kota ini hingga hari kiamat. Bagaimanapun juga kita adalah Rakyat Prussia! Rakyat Prussia dari etnis Polandia!" seru Kolonel Wladisaw Ludwik de Nowy.
Sudah dua tank, tiga TSF, dan tujuh kendaraan tempur Polandia yang telah dihancurkan oleh Tentara Prussia yang bertahan di Kota Sosnowiec. Tentara Polandia segera mundur meninggalkan medan pertempuran akibat kuatnya pertahanan Prussia di Kota Sosnowiec.
Sosnowiec dijaga oleh Brigade Artileri Sosnowiec yang terdiri dari para Prajurit yang telah terlatih di bidang artileri. Bahkan dari Kota Sosnowiec, Tentara Prussia berhasil meluncurkan dua unit rudal scud yang ditargetkan ke Kota Krakow.
Dua unit rudal scud itu meluncur bebas menembus langit Polandia. Rudal scud yang pertama menghantam sebuah gudang senjata yang mengakibatkan sebuah ledakan yang cukup besar dan menghancurkan kaca-kaca beberapa bangunan. Sedangkan rudal scud yang kedua menghantam sebuah pembangkit listrik yang menyebabkan listrik di Kota Krakow menjadi padam. Padahal itu merupakan Kota terbesar nomor dua di Polandia.
Serangan rudal scud yang dilakukan oleh Prussia pada Kota Krakow. Selain memberikan efek kehancuran yang cukup besar pada area di sekitarnya, juga melukai, dan membunuh beberapa Warga Sipil Polandia yang berada di sekitar target rudal. Di mana mereka yang mati karena pecahan kaca, tertimbun reruntuhan, ledakan yang membuat kaget beberapa orang yang menderita penyakit jantung, dan hancur akibat efek ledakan bagi para Tentara di sekitar gudang senjata maupun Pekerja di lingkungan pembangkit listrik.
Selain dikagetkan dengan suara ledakan yang cukup besar. Orang-orang dikagetkan dengan listrik yang padam seketika. Beberapa orang panik karena listrik padam, sementara yang lainnya berusaha untuk tetap tenang.
Baik Polandia maupun Prussia saling jual beli artileri dalam pertempuran di sekitar Kota Sosnowiec. Beberapa meriam artileri Polandia menghantam beberapa titik di Kota Sosnowiec, di mana serangan artileri Polandia menghancurkan beberapa bagian apartemen, dan membunuh beberapa Warga Sipil Prussia dari etnis Polandia.
Mayat-mayat dari Warga Sipil Prussia yang tak berdosa bergeletakan. Tak peduli mereka laki-laki, perempuan, orang tua, anak-anak hingga orang yang memiliki fisik yang tidak sempurna maupun berkebutuhan khusus. Ada yang mati karena pecahan kaca yang melukai badannya, tertimbun reruntuhan, hingga ada juga yang tubuhnya hancur lebur akibat serangan artileri yang langsung menghantam diri mereka.
.
.
Tentara Polandia tengah bergerak menuju ke Kota Siedlce. Namun mereka hanya sampai di luar Kota. Mengingat puluhan drone-drone kamikaze diterbangkan oleh Prussia dan langsung menghantam beberapa kendaraan militer dan tank Tentara Polandia yang tengah bergerak maju. Akibat serangan puluhan drone tersebut, Polandia harus kehilangan sekitar tiga belas kendaraan tempur, tujuh tank, dan matinya puluhan Tentara mereka.
Serangan drone tersebut membuat Polandia harus mundur kembali ke dalam wilayah mereka.
"Untuk saat ini kita akan hentikan serangan terhadap Prussia," ujar Presiden Andrzej Mokronowski. "Kita bukan menyerah, tapi ini kita akan memperkuat pertahanan kita dengan membangun parit dan garis pertahanan di sepanjang garis perbatasan agar mereka tidak menembus Krakow dan Lublin. Kita akan mengerahkan seluruh kekuatan yang ada untuk menciptakan garis pertahanan tersebut."
Para Tentara Polandia segera membangun parit-parit yang membentang panjang di sepanjang garis perbatasan mereka dengan Prussia. Dari kejauhan, para Tentara Prussia hanya menatap aktifitas Tentara Polandia yang tengah sibuk membangun parit di sepanjang perbatasan antara kedua negara.
Brigadir Jenderal Vladimir tengah menatap aktifitas pembangunan parit tersebut dari atas sebuah gedung.
"Sepertinya tidak ada gunanya kita menyerang para pengecut itu. Mereka membangun itu karena sadar bahwa mereka telah kalah," ungkap Brigadir Jenderal Vladimir.
Sementara itu, Brigadir Jenderal Frederick Edward sedang mengadakan kunjungan kerja di sebuah pertanian di dekat perbatasan Prussia-Polandia.
"Mereka membangun parit itu agar tidak terlihat kalah dan seolah-olah untuk mengantisipasi serangan yang akan kita lakukan. Karena akan sangat memalukan jika mereka mengajukan gencatan senjata. Mengingat mereka yang terlebih dahulu memulai perang dan mereka pula yang harus menanggung malu akibat serangan yang tidak berhasil. Lagian juga Prussia tidak akan menyerang Polandia sama sekali. Selama mereka memasuki tanah Prussia. Maka kita akan mengusirnya dan mempertahankan tanah air kita," ungkap Brigadir Jenderal Frederick Edward.
"Apakah tidak masalah jika mereka membangun parit?" tanya salah seorang Penduduk Desa.
"Selama mereka tidak menyerang Prussia. Itu tidak masalah," jawab Brigadir Jenderal Frederick Edward dengan santainya.
Stadtholder Nikolaus tengah mengadakan pertemuan dengan para Perwira Tinggi Tentara Federasi Prussia.
"Biarkan saja mereka membangun parit itu. Selama mereka tidak menyerang. Itu tidak masalah. Lagian mereka ingin menjaga harga diri di hadapan rakyatnya. Akan sangat malu jika terjadi sebuah gencatan senjata setelah sebelumnya dia berpidato dengan penuh semangat. Dengan demikian, mereka hanya ingin menunjukkan kepada rakyatnya bahwa mereka sedang bekerja untuk menahan kita. Walaupun sebenarnya mereka sedang menghambur-hamburkan uang."