Caroline merasa enggan beranjak dari pembaringan. Ranjang king size yang empuk itu terasa sangat hangat. Dentang jam terdengar teratur, melajukan jarum yang terus merangkak naik.
Tok! Tok! Tok!
"Carol! Ada Aldo!'
'Aldo!'
"Sebentar!" Gadis itu segera turun dan berlari ke kamar mandi. Caroline mencuci wajahnya secepat kilat.
Tap! Tap! Tap!
Gadis itu keluar dengan semangat. Di ruang tamu, Aldo sedang duduk ditemani Beni. Ia sangat merindukan laki-laki itu, hingga rasanya ingin berlari ke dalam pelukannya. Namun, ia tidak bisa melakukannya.
"Kalian bicarakan baik-baik! Aku harap, tidak ada masalah yang membuatku harus turun tangan," ucap Beni.
Caroline termangu menerka-nerka arti dari ucapan kakaknya. Lalu, ia duduk dan memandang kekasihnya. Entah karena mengantuk atau memang sedang bersedih? Wajah Aldo tampak kusut seperti cucian kering yang belum disetrika.
"Apa kabarmu, Carol?"
"Baik. Bagaimana denganmu?"