Chapter 17
Profesionalisme
Beck tiba di depan ruang kerjanya, seperti biasa ia mendorong pintu ruangannya perlahan seraya berdoa di dalam hatinya agar pagi ini ia tidak mendapati Vanilla di ruang kerjanya. Doa yang ia panjatkan pagi itu terkabul. Tidak ada Vanilla di sana tetapi ada ibunya yang menatapnya dengan tatapan dingin.
"Begini caramu memimpin perusahaan?" tanya Lucy yang duduk di kursi kerja Beck, wanita itu menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dengan nyaman.
"Aku tidak terlambat," protes Beck karena ia datang lima menit sebelum jam kerja dimulai.
"Seharusnya kau datang lebih awal."
Diam-diam Beck mengela napasnya, apa pun yang ia lakukan selalu salah di mata Lucy sejak Vanilla meninggalkannya ke New York. "Sebenarnya aku atau Vanilla, anak kandungmu?"
"Jika boleh memilih, aku lebih memilih Vanilla." Lucy menegakkan punggungnya. "Dan omong-omong tentang Vanilla...."