Sandi mencengkram bahu Alena. "Apa yang kamu katakan?" bisik Sandi mengarah ke telinga Alena.
"Aku hanya mencoba menyelamatkan seseorang yang mungkin saja nyawanya dalam bahaya!"
"Itu artinya tanpa sadar kamu menyebut Shena seorang pembunuh!" Sandi menekan pelipisnya yang berdenyut dari dalam.
"Dengan ini, kamu telah membuat hidup Shena sengsara, bagaimana caranya hidup sendirian di dunia yang terus menyakitinya seperti ini. Bersikaplah adil untuk Shena. Biarkan dia memiliki beberapa teman!" cetus Sandi kembali.
"Kamu gila. Membiarkan Shena memiliki teman, sama saja kita membiarkan gadis itu membunuh. Aku gak setuju---"
"Maaf tante. Om!" Bara menyambung pertengkaran yang tak berkesudahan itu.
"Maaf, saya gak sopan menyambung pembicaraan tante. Tapi Shena gadis yang sangat baik, dia tidak pernah mengatakan kalimat yang mampu menyakiti orang lain. Tante, Shena selalu murung di sekolah, untuk itu saya ingin menjadi temanya!" jawab Bara dengan sopan.