Mata malas Regan sedikit terbuka saat melihat sesuatu. "Nes, lo pendarahan lagi?!" kagetnya saat melihat darah yang terjun dari paha sampai betis Aneska itu.
"Hah?" Aneska yang masih tak mengerti mengikuti arah pandang Regan. "Ishh jangan liat! Ah gue malu tau! Kenapa lo ke sini sih, Gan?!" kesal Aneska sambil mengapit kakinya agar Regan tak melohatnya.
Regan mengalihkan pandangannya saat melihat sesuatu. "Udah sana pake baju. Handuk lo melorot. Pake keliatan lagi yang kembarnya."
Aneska melotot, sampai matanya pun ingin keluar dari tempatnya. Wajah, leher bahkan sampai telinganya pun ikut memerah karena perkataan Regan. "AAA ... REGANNN! LO KELUAR! NGGAK MAU TAUUU!" Aneska berlari terbirit-birit memasuki kamar mandinya dan menutup pintu itu dengan kencang.
"Anjir mata gue ternodai," gumam Regan pelan. Seolah tak peduli dengan kejadian tadi, ia mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana pendek yang ia kenakan. Setelah itu ia menarik bantal dan menjatuhkan kepalanya di sana.