"Please wake up baby..." manik mata milik seorang pengusaha kaya raya tersebut menatap nanar pada sang istri yang tergeletak di atas ranjang.
Sudah hampir seharian penuh istrinya tak membuka mata. Tidur dengan nyenyak hingga membuat banyak air mata menetes deras membasahi segala hal.
Rosea koma.
Itu berita terburuk yang pernah Alaric dengar. Bahkan, lebih buruk daripada saat dia mengetahui bahwa Rosea memilih Darren dibandingkan dirinya.
Gadis itu kini dipenuhi dengan banyak alat medis yang menempel di tubuhnya, mengontrol perkembangan perempuan cantik itu dan bayi di dalam kandungannya.
"Please, babe... wake up! I can't... i can't life without you..." suara Alaric tercekat di tenggorokannya. Tak lagi bisa keluar karena seharian menangis tanpa henti.
Di belakangnya, Juan menunduk. Helaan napas berat berkali-kali menerpanya. Dia harus tetap kokoh berdiri, menopang Alaric yang bisa saja hancur mendadak.
Berkali-kali Juan menyeka air matanya, merasa pedih atas hal buruk tersebut.