Martin tidak akan mengundang banyak orang. Biar saja jika ayahnya Li ingin mengundang keluarga dan rekan kerjanya yang super VVIP. Martin tidak peduli.
Yang penting ia dan Li bisa menikah dan memulai hidup yang baru dengannya. Bahkan, untuk masalah tempat tinggal, sungguh Martin tidak akan memikirkan tentang hal itu. Ia akan senang hati jika Li mau tinggal bersamanya di rumah peninggalan orang tuanya yang mirip seperti gubuk reyot.
Namun, jika Li memutuskan untuk tinggal di apartemennya atau di rumah mewah milik ayahnya sekalipun, Martin tidak akan membantah.
Lama kelamaan Martin merasa jika Li jauh lebih mendominasi daripada dirinya yang sebenarnya akan menjadi kepala keluarga.
***
Hari demi hari Martin disibukkan dengan mengajar piano dan mengisi di beberapa acara ulang tahun dan acara gathering kantor. Semua itu berkat promosi yang Li berikan padanya. Uang tabungannya tampaknya akan utuh.