Semakin lama Nick memendam perasaannya, semakin ia merasa ingin meledak. Berkali-kali ia memimpikan ibunya. Ia terbangun dalam keadaan berkeringat dan terengah-engah kehabisan napas seperti habis berlari.
Ia masih bisa mengingat jelas wajah ibunya yang tersenyum sambil mengusap-usap kepalanya dengan sayang. Matanya seolah berbicara sesuatu. Ibunya ingin ia melakukan sesuatu dan Nick tahu itu apa.
Ia akan mengingkari janjinya sendiri. Milly pasti akan sangat membencinya. Akan tetapi, apa lagi yang bisa ia lakukan? Setiap kali ia mejenguk Tante Amey, dadanya terasa disayat-sayat.
Betapa Tante Amey sangat bangga bahwa Martin akan menikah dengan Milly. Seharusnya ia bertemu dengan Martin dan memintanya agar tidak mengatakan hal tentang pernikahan itu di depan ibunya. Hanya saja, itu tidak mungkin. Selama ini ia menjenguk Tante Amey pun diam-diam tanpa sepengetahuan Martin.