Bab 149: 137- Perasaan Terlarang

Tak terasa, pernikahan akan dilaksanakan besok. Adeeva berdebar kencang, merasa sangat takut. Dia bahkan tidak mau turun ke lantai bawah untuk melihat bagaimana ramainya para pelayan yang sedang mengurus pernikahannya. Adeeva hanya memberitahu mengenai konsep pernikahan yang dia inginkan tanpa berniat untuk mengeceknya secara langsung.

Ceklek

Pintu terbuka. Adeeva duduk di atas ranjangnya, mengamati pintu yang perlahan terbuka. Ada Yudistira di sana. Berjalan perlahan mendekati Adeeva. Dia duduk di depan Adeeva, memperhatikan gadis cantik yang sedang termenung.

"Adeav?" Panggil Yudistira.

Gadis cantik itu mendongakkan kepalanya, mengamati Yudistira dengan mata yang berkaca-kaca. "Aku takut, Yudis." Ucap Adeeva, mengeluarkan isi hatinya.

Yudistira terkekeh pelan. Diusapnya rambut Adeeva dengan lembut, berharap gadis itu bisa lebih tenang.

"Apa yang kau takutkan, Adeav?" Tanya Yudistira.