Cara nyetir Amira yang menurutnya sangat tidak lazim bagi seorang wanita telah membuat Louis dianda rasa khawatir. "Kurangi kecepatan mu, sayang. Ingat kita belum menikah dan aku ga mau mati konyol."
"Apa kau takut, hum?" Cibir Amira.
"Dengarkan aku, Nona Amira. Prinsip Louis Leigh Osbert, tidak pernah mengenal rasa takut."
"Bibir mu bisa saja berkata lain. Tapi lihat sorot mata mu. Sorot mata mu mengatakan hal berbeda, Tuan Louis."
"Satu hal yang harus kau tahu, Nona Amira. Keselamatanmu lah yang ku perdulikan."
Kalimat yang baru saja menyapu pendengaran telah membuat Amira tersentak. Bersamaan dengan itu laju mobil kembali pada kecepatan sedang.
"Kau ini payah sekali." Cibir Amira sembari mengangkat sudut bibirnya.
Louis langsung mendekatkan wajahnya berirama dengan bisikan. "Dengar ya, sayang. Jangan sampai kita berdua mati konyol. Kita belum merasakan Surga Dunia." Lirihnya diiringi dengan kekehan - kekehan kecil.
Hai, guys!! Terima kasih ya masih setia menunggu kelanjutan dari cerita Amira. Dukung selalu dengan memberikan power stone atau komentar, karena itu sangat berarti buat kelanjutan dari cerita ini. Terima kasih. Peluk cium for all my readers. HAPPY READING !!