"Selamat malam, Tuan Yoza. Mohon maaf sudah membuat Anda dan yang lainnya menunggu lama." Ucapnya berpadukan dengan lirikan tajam yang sengaja dia lemparkan ke arah Amira. Sialnya, yang ditatap juga melemparinya dengan tatapan yang tak kalah tajam. Meskipun begitu sama sekali tidak mengusik seorang Louis Leigh Osbert. Justru dengan santainya mengerling genit.
Tak ayal umpatan demi umpatan langsung mengiringi pergerakan bibir ranum. Meskipun dia ucapkan dengan snagat lirih, Nyatanya, hal tersebut masih saja terdengar oleh Rissa. Bersamaan dengan itu mendekatkan wajahnya berirama dengan bisikan. "Apa kau mengatakan sesuatu?"
Menolehkan wajahnya dengan melemparkan tatapan menajam. "Memangnya apa yang kau dengar, hah?"
"Hai, kenapa harus marah? Aku tidak mendengar dengan sangat jelas. Maka dari itu aku bertanya."
"Aku tidak mengatakan apapun. Lagi pula di sini banyak orang. Bisa jadi yang kau dengar barusan salah satu dari mereka."
Hai, guys!! Terima kasih ya masih setia menunggu kelanjutan dari cerita Amira. Dukung selalu dengan memberikan power stone atau komentar, karena itu sangat berarti buat kelanjutan dari cerita ini. Terima kasih. Peluk cium for all my readers. HAPPY READING !!