"ah...lebih kuat lagi sayang" ucap seorang perempuan yang penuh nafsu sedang asik menggoyangkan pinggulnya di atas pangkuan Andreas.
pria itu tak menyahut, dia meremas bokong gadis itu dan mendesah berkali-kali.
luar biasa nikmat, Mariah sangat pintar membuat nya terangsang,
kedua nya saling bertempur dan menghentakkan milik nya kian kuat,
saat Andreas hendak mengangkat tubuh gadis itu tiba-tiba Angka datang membuka pintu ruang tamu lalu membuat kedua orang yang sedang bercinta itu menjadi kaget bukan main.
"hei.. biasakan mengetuk pintu dulu sebelum masuk" geram gadis itu kesal.
dia harus terpaksa menghentikan aktivitas panasnya saat melihat Angka juga bayinya masuk ke dalam rumah dan tertunduk diam membisu.
Andreas langsung meraih celana boxer yang berserakan di lantai.
"pulanglah, ini bayaran mu" ucap pria itu.
Mariah menghembuskan nafas panjang.
"hei...aku belum klimaks, bagaimana jika kita bercinta di kolam renang seperti biasanya atau di kamar mu" pinta gadis itu
Andreas bangkit dan memberikan gadis itu pakaian,
"pulang lah Mariah, ini uang mu.. sekarang pergilah sebelum aku berubah pikiran" ucap nya.
gadis itu langsung memakai pakaian nya lalu memasukkan uang tersebut kedalam tas.
tentu saja dia sangat marah dan gadis itupun melotot ke arah Angka lalu berdecak kesal
"sial, aku akan membuat mu menyesal" geram nya.
namun gadis itu melihat seorang bayi yang dibawa oleh angka kemudian matanya seketika kembali menatap kearah Andreas yang berdiri dengan hanya mengenakan boxer.
"kenapa gadis ini membawa seorang bayi? jangan katakan bahwa dia adalah putra mu karena aku yakin kau tidak akan membiarkan seorang perempuan melahirkan bayi mu" ucap nya penasaran.
"dia bayi pelayan baru, gadis itu baru saja melahirkan dan aku tetap memberinya pekerjaan karena sekarang dia telah memiliki seorang anak, sangat tidak mungkin aku memecatnya begitu saja... bisa kau bayangkan bagaimana ibu nya tanpa pekerjaan? aku tidak ingin bayi nya tak berdosa itu mati kelaparan" sahut Andreas
Mariah menghela nafas panjang, setidaknya itu bukan bayi Andreas... karena Andreas yang mariah kenal adalah pria yang tidak pernah ingin memiliki anak, bahkan jika gadis-gadis hamil anaknya dia akan dengan sikap membawakan di situ ke meja operasi dan mengaborsi bayi tersebut.
jadi Mariah sangat yakin jika bayi itu memang bukan bayi Andreas.
"baiklah, aku tahu kau..." ucap gadis itu tersenyum lega.
angka hanya berdiri tanpa berkata apapun, dia cukup tahu diri untuk tidak sakit hati dengan ucapan Andreas.. kehamilan inipun hanya kecelakaan, saat itu Andreas sedang mabuk berat dan saat dia lakukan pelecehan pada angka, pria itu sedang tidak sadar.
jadi wajar jika dia lupa memakai pengaman dan berakhir dengan kelahiran bayi ini.
dan sangat wajar pula jika dia tidak ingin mengakui bayi ini sebagai anaknya, Angka hanya berdiri dan Diam tanpa protes karena yang terpenting saat ini adalah mengumpulkan uang untuk bayinya dan setelah uang itu terkumpul maka dia harus segera pergi dari rumah neraka ini.
dia sudah muak melihat Andreas bercinta dengan para gadis di ruang tamu bahkan di mana pun yang mereka inginkan tanpa memikirkan perasaan para pelayanan tanpa sengaja melihat mereka berdua.
setelah kepergian Mariah, gadis itu langsung masuk ke dalam kamar sambil membawa tas bayi lalu mengunci pintu gambarnya.
sejujurnya dia sangat sedih ketika Andreas tidak ingin mengakui jika bayi ini adalah anaknya, tapi dia tidak memiliki hak untuk marah.
"kau hanya anak ibu, dengar itu Kevin...kau hanya milik ibu" ucap angka sambil meneteskan air mata.
sebenarnya angka tidak pernah berpikir akan berada di posisi seperti ini, melahirkan di usia muda bahkan anak nya tidak mendapatkan pengakuan dari ayah bayi tersebut.
gadis itu menelan ludahnya dan mengepalkan tangan yang kuat, namun lagi-lagi dia sadar juga dia harus segera mengumpulkan uang dan pergi dari Mansion tersebut
Andreas meraih kaos dan celana panjang yang berserakan di lantai lalu masuk ke dalam kamarnya dan melempar pakaian itu ke atas kasur,
dia tahu diri jika sekarang dia adalah seorang ayah tapi dia tidak bisa menikahi Angka karena Andreas memang tidak suka dengan hubungan yang serius apalagi hubungan yang mengikat.
pria tersebut langsung masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan tubuhnya dari sisa-sisa keringat.
selesai membersihkan tubuhnya Andreas langsung berganti pakaian dan melihat beberapa pekerjaan dari layar laptop bahkan dia melakukan editing dengan para karyawan yang melalui sambungan video online.
"halo Bastian, bagaimana pembahasan meeting nya" tanya Andreas.
beberapa staf kantor sudah bersiap melakukan meeting begitupun dengan Andreas yang siap mendengarkan ucapan Bastian.
"selamat pagi tuan, hari ini hotel Sky Castle mengalami penaikan pendapatan sebanyak 25% dari bulan sebelumnya, ini di karenakan kebijakan baru serta beberapa renovasi mewah di setiap kamar, beberapa di antara para pelanggan pun seperti nya memberikan bintang lima saat mereka hendak check out dan kau benar, artis-artis papan atas yang kau berikan diskon beramai-ramai datang dan membuat konten cukup menarik hingga membuat pelanggan kita semakin banyak" ucap Bastian.
"berikan mereka pelayan terbaik, aku ingin hotel serta klub kita begitu dinikmati pelanggan" ucap andreas.
Bastian mengangguk.
"dan tentang kontruksi bangunan jalan lintas kota, aku sudah memberikan proposal nya pada tuan Billy untuk segera di proses dan kita akan segera mendapatkan jawaban dari pak walikota secepatnya" ujar pria itu.
Andreas mengangguk, dia benar-benar beruntung karena memiliki pegawai dan karyawan yang kredibel.
tidak rugi jika Andreas memberikan mereka gaji yang cukup besar serta tunjangan yang begitu banyak.
pria itu kembali meneruskan meetingnya sementara angka sedang sibuk dengan bayi yang baru saja lahir dan menangis.
gadis itu langsung berdiri dan menggendong bayinya keluar dan duduk di paviliun untuk menghirup udara segar.
saat Andreas sedang meeting tiba-tiba terdengar suara bayinya itu menangis dengan cukup kuat dan dia pun segera mengintip dari balik jendela.
tangisan nya begitu keras hingga membuat Andreas menghentikan meeting nya.
Bastian mengangguk dan mengambil alih meeting tersebut,
sementara Andreas langsung bergegas keluar kearah paviliun dan melihat bayinya sedang menangis di gendongan Angka.
"kenapa bayimu menangis begitu keras, ada apa?" tanya nya penasaran.
angka menggelengkan kepalanya, namun masih berusaha untuk menenangkan bayi tersebut.
"aku sudah memberikannya ASI, tapi dia masih saja menangis" ucap nya
Andreas menghela nafas panjang, dia langsung meraih bayi mungil tersebut dan menggendong nya dalam dekapan.
dia pun mengusap dahi bayi itu agar terdiam.
beberapa menit kemudian, bayi itu tertidur pulas.
Andreas menatap datar Wajah angka.
"lihat? bayimu tertidur, apakah kau tidak bisa menggendong bayi sama sekali hingga membuatnya menangis? dasar payah" ucap Andreas lalu bergegas menuju kamar angka dan menaruh bayi tersebut di dalam box.
angka hanya terdiam, dia tidak mengatakan apapun.