"Dia pasti pelakunya." Sandra melirih. Menundukkan sejenak pandangannya. "Bukankah itu sudah bisa ditebak? Ayahku tak curiga saat aku pulang terlambat kemarin. Dia bahkan juga tak menanyai dirimu. Selama aku pergi, dia juga tak pernah bertanya bagaimana hariku? Apa yang aku lakukan? Aku bertemu dengan siapa saja? Atau hal-hal semacamnya. Kau tak menyadari itu?" tanya Sandra pada Grace.
"Dia pasti mencoba untuk mempercayai dirimu, Nona." Grace menyahut. Mencoba menyakinkan gadis di depannya. Namun, naas, Grace mulai mengenal ekspresi wajah Sandra kalau sudah begitu. Sandra tak akan lunak kali ini. Ia kembali kokoh pada pendiriannya sekarang.