Mike membuka beberapa buku untuk mengirimkan bukti, tapi ada lembaran lain yang belum terlihat. Ace makin penasaran, dia kagum. Apalagi kelihatan ada perbedaan goresan. Yang lama tinta bulpennya sudah memudar, sementara yang baru hitam dan jelas. Ace rasa Mike tidak berbohong, hanya saja dia membenarkan kata-kata Chai.
[Ace: Chai, besok anak-anak BT mau diajak tidak? Kalau iya, hari Senin aku saja lah yang piket di GOR . Ingin traktir juga belum punya uang. Gambarnya keren, tapi aku jadi agak takut]
Chai pun membalas secepat kilat.
[Chai: WTF?! Seriusan kau meladeni belio itu, Ace? Aih. Ya sudah, info saja. Nanti piketnya kubantu-bantu]
[Chai: Harusnya tak perlu piket segala, Ace. Taruhan. Kalau si Om mau jajanin kita, perjanjian ini batal, oke? Anak-anak pasti tak keberatan]
[Ace: Oke]
Ace pun segera membalas Mike, tapi telapak tangannya berkeringat juga usai mengirim pesan.
[Ace: Di sini, Om. Jam 9. Tapi aku bawa banyak teman betulan. Sorry]
[Ace: --share loc--]
Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!