Saat kami bertemu, dia menatapku penuh kebencian. Seolah-olah tujuannya aman tanpa kematian itu terbukti. Posisiku sebagai suami pun seolah tersalahkan. Menurut Davi pendapatku keliru dan semakin menunjukkan sisi dominasi yang kecewa karena aku tak melihat sudut pandang dia, tapi lihat—Chris demam di pelukanku tanpa dia tahu, aku pun menangis karena Chris malah dikatai lemah.
"Dua minggu lagi aku akan bekerja, kau takkan bisa menghentikanku mulai sekarang," kata Davi saat mengambil Chris dari tanganku.
Dia memang menyusui Chris setelah itu, kutatap dia, tapi menurutku peran Davi tidak lebih dari ibu susu. Dia tidak peduli bagaimana pendidikan Chris di masa depan. Tetap keras kepala, sehingga aku memilih untuk menenangkan diri. "Kalau begitu maaf jika aku salah. Kita bicara lagi besok pagi. Sekarang pamit dulu untuk menyendiri."
"Hm."
Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!