―Ha ha ... aku tahu ini aneh, tapi kurasa tak ada alasan untuk terus merepotkanmu,‖ kata Ace. Gesturnya kaku, tetapi dia justru bisa membaca Mike lebih tajam daripada sang iblis sendiri.
―Lagipula, Drake ingin aku hidup baik dan kerja kembali. Lalu menemukan kekasih baru? Tidak buruk semisal kucoba lagi.‖ Kali ini bola mata Ace mengkristal, meski senyumnya semakin manis.
―Setidaknya selama 10 tahun, biar kuusahakan harapan terakhir pacarku.‖ ―Lalu jika kau tak bisa memenuhinya?‖ tanya Mike kali ini. Diam-diam, tangan kirinya terkepal di balik tubuh.
―Itu bukan lagi urusanmu, kan?‖ kata Ace. Air matanya menetes, tetapi dia tertawa begitu riang. ―Tak ada lagi kontrak bodoh diantara kita, Mike. Jadi, kau bisa lurus dengan kehidupanmu. Aku pun bisa fokus dengan hal yang kuinginkan.‖
DEG
―Apa itu?‖
―Apa aku harus menjawabnya?‖
―Harus.‖
Ace pun terdiam sejenak. ―Aku rasa tidak perlu,‖ katanya sambil mengucek mata. ―Bukankah kita hanya orang asing? Alasan logis berjumlah 0% untuk saling mencampuri. Jadi, begitulah ... besok pagi aku akan beres-beres.‖
Mike sampai kehilangan kata-kata mendengarnya.
―Maksudku, kamar yang sempat kugunakan. Atau dapurmu yang kupinjam tadi siang.‖ Bola mata Ace bergerak gelisah saat memaksa seluruh isi hatinya keluar. ―Tempat apapun, atau barang yang mungkin tertinggal di sini. Biar kubawa semua, Mike. Jadi, kau bisa anggap beban sepertiku tidak pernah ada.‖
―....‖
―Itu cukup kan?‖
Mereka saling berpandangan. Lama. Mike sendiri nyaris membiarkan Ace pergi, jika saja tidak terpikirkan sesuatu.
―Tunggu.‖
―Hm?‖
Mike segera melepaskan tangan Ace sebelum lelaki itu salah paham lagi.
―Kau bilang takkan meninggalkan barang apapun,‖ kata
Mike. ―Lalu apa yang barusan itu? Kau sempat ingin abu Drake dikubur di tempat ini? Jelaskan padaku apa alasannya.‖
―Eh?‖
―Jelaskan saja, Ace.‖
Ace menatap kedua kakinya sendiri saat menjawab.
―Bukankah kau yang memakan ruh kekasihku?‖ katanya retoris. ―Segalanya jadi milikmu sejak hari itu. Aku tahu, aku tidak pantas protes. Toh kontrak ini pilihan kekasihku sendiri. Tapi, jika hanya membawa abunya pulang, kepergiannya justru menyakitiku.‖
Mike nyaris tak percaya dia mendengarkan pengakuan tersebut.
―Aku mencintainya, Mike. Aku sangat ingin bersamanya.‖
Apalagi bagian ini. Dada Mike sampai mendidih gila karenanya.
―Tapi, setelah kupikir sekali lagi, Drake benar. Aku tidak boleh menyakitimu dengan cara ini. Aku tidak boleh menyakiti harapannya. Aku juga tidak boleh menyakiti kesempatan yang kumiliki,‖ kata Ace. ―Maaf, otakku memang agak miring pada hari kematiannya. Jadi, tolong maklum bila aku sempat melakukan halhal gila—
―Apa kau mau bunuh diri lagi setelah 10 tahun?‖ sela Mike tajam.
DEG
―Apa?‖
―Kau bilang tidak ingin menyakitiku. Dan ruh Drake hanya menjagaku selama 10 tahun.‖ Tanpa sadar, Mike bahkan melangkah maju untuk mendominasi percakapan itu. Beda seperti sebelumnya, dia tidak ragu membuat Ace ketakutan, bahkan hingga langkahnya mundur. Lelaki itu pun terdesak ke rak-rak perpustakaan dalam hitungan detik. Brakh! "So, that's it. Kesimpulanku kau masih ingin menyusulnya, benar?‖
―A-Aku—‖
―Kau ketahuan, Ace. Jadi berhentilah mengelak dariku,‖ kata Mike. Tangan yang sejak tadi gemas meremas udara, kini mengumpulkan dua pergelangan Ace jadi satu di belakang tubuhnya.
―Karena aku benci sekali dianggap lemah manusia sepertimu.‖ Itu bohong. Tentu saja.
:)