"Dia ini gadis yang bisa menjadi serigala itu, kan?"
Emery mengingat saat Luna dan Kastan berjalan mendekat untuk berbicara dengan ketua, wajah Morgana tertutup tudung mantel serta rambutnya berantakan, sehingga Emery tidak menyangka Luna akan mengenal gadis itu. Sepertinya, gosip yang mengatakan bahwa para pebisnis selalu memiliki mata yang tajam bukanlah sekedar omong kosong. Ia memutuskan untuk angkat bicara dan menenangkan Luna. "Dia tidak akan menyakiti siapapun di sini. Jangan takut."
"Kalau kau bilang begitu, Emery, aku akan percaya padamu." Luna menjawab dengan datar. "Baiklah, mari kita makan sekarang."
Tepat saat Luna menyelesaikan perkataannya, para pelayan memasuki ruang makan dengan membawa piring-piring berisi berbagai makanan. Dalam sekejap saja, terdapat banyak sekali makanan di meja. Morgana melihat semua makanan itu dengan mata berbinar-binar. Sepertinya, Luna telah menyuruh pelayannya untuk menyiapkan makanan sebelum menyambut mereka.