Unduh Aplikasi
11.76% Sisi Gelap Kekasih Ku Psychopath [ END ] / Chapter 2: Part 2. Kesabaran Ku Diuji

Bab 2: Part 2. Kesabaran Ku Diuji

Hari demi hari berlalu, tapi Jimin tetap tidak berubah. Sikapnya terhadap Rose malah semakin parah.

Dia semakin sering memarahi, memaki, bahkan memukul Rose. Hal yang tak pernah dia lakukan di tahun-tahun pertama mereka menikah.

Belakangan Rose tidak tahan lagi dengan sikap Jimin yang kian hari kian buruk. Hingga akhirnya dia tiba-tiba teringat pada bisikan dalam mimpinya di siang bolong itu.

Rose pun berpikir bagaimana dia bisa membalas perlakuan jahat Jimin. Maka saat Rose tengah sibuk berpikir, bisikan itu datang lagi menghampirinya. Dan kali ini, bisikan itu memberitahukan padanya bagaimana dia bisa membalas suaminya.

Saat Jimin pulang larut malam seperti biasa, Rose menyambutnya dengan baik. Meski Jimin selalu pulang larut malam dan dalam keadaan mabuk, tapi Rose selalu sabar kepadanya. Dan saat itulah Rose mulai melakukan aksinya pada Jimin.

Ketika Jimin tengah terbaring di sofa, Rose menyuntikkan obat tidur padanya. Lalu dia menyeret Jimin dan merendam tubuhnya di dalam buth tub. Dia membiarkan Jimin di dalam air semalaman. Maka sambil memandangi wajah suaminya, dia berkata,

"Kenapa kau membuat ku menjadi wanita jahat?

Kenapa kau membalas cintaku dengan kebencian dan pengkhianatan?"

Lalu dia mencium kening suaminya dan meninggalkannya.

Tapi agar Jimin tidak curiga, Rose tetap bersikap layaknya seorang istri yang baik seperti biasanya.

Lalu pagi-pagi sekali, Rose bangun dan pergi ke kamar mandi untuk melihat kondisi Jimin.

Lalu dengah lembut, dia berusaha membangunkan Jimin.

Saat Jimin mulai membuka matanya, dia berkata,

"Aw,,, kepala ku terasa sakit. Sayang, kenapa tiba-tiba aku sudah disini?"

"Aku yang membawa mu kesini. Dan sekarang aku akan memandikan dan membersihkan punggungmu dengan lembut. Sebaiknya kamu jangan berpikiran buruk. Dan banyak bertanya."

"Baiklah! Lakukan saja dengan baik."

Setelah itu, Rose mengambil handuk dan mengelap tubuh Jimin dengan lembut, lalu dia mengoleskan lotion pada kulit Jimin yang  putih. Dia mendandani suaminya dengan sangat baik. Dia memilih pakaian terbaik agar suaminya terlihat semakin tampan dan mempesona. Lalu dia berkata,

"Wow, terlihat menakjubkan. Suami ku sangat luar biasa tampan. Sekarang kita turun, aku sudah siapkan makan istimewa untuk suamiku yang tampan ini."

Rose telah mencampurkan suatu bahan kimia pada lotion yang biasa dipakai Jimin. Tapi Rose mencari bahan kimia yang reaksinya tidak langsung terlihat, tapi muncul setelah beberapa minggu pemakaian, agar Jimin tidak menaruh curiga padanya.

Setelah beberapa waktu pemakaian, kulit Jimin pun mulai memerah, terasa perih dan gatal.

Maka Rose pun membawa Jimin ke dokter kulit, dan setia merawat Jimin sampai kulit Jimin berangsur-angsur sembuh.

Semua itu dia lakukan dengan harapan Jimih berubah.

Tapi usahanya tak membuahkan hasil.

Maka beberapa hari kemudian, Rose bangun pagi-pagi sekali dan memasak makanan kesukaan Jimin. Tapi Rose sudah mencampurkan bahan kimia yang akan membuat tenggorokan Jimin sakit dan terasa panas seperti terbakar setelah dia memakannya.

Usai menyantap makanannya, Jimin pun merasa ada yang aneh pada tenggorokkannya, tapi dia tidak terlalu menghiraukannya dan pergi bekerja.

"Aku berangkat yah sayang." (Ungkap Jimin sambil mencium kening Rose)

"Yah hati-hati yah sayang " (Balas Rose)

Kemudian dia mengantar suaminya sampai di depan pintu.

Jimin yang saat itu tengah menuju mobilnya, tiba-tiba saja jatuh pingsan karena rasa panas di tenggorokannya yang tak tertahankan. Rose yang masih berada di depan pintu pun segera berlari menghampiri Jimin.

Dia meminta security agar membantunya membawa Jimin ke kamar. Mereka pun membaringkan Jimin dan segera menelepon dokter.

Dan sembari menunggu dokter datang, Rose mengusap-usap kepala Jimin sambil menangis. Lalu dia berkata,

"Jimin seandainya saja kamu tahu perasaan ku. Meski kamu kasar kepadaku, tapi aku tetap mencintai mu.

Cinta ku padamu sudah membuat ku gila.

Lihatlah apa yang sudah ku lakukan terhadap mu. Tapi tunggulah! Sebentar lagi dokter akan segera datang. Kamu harus sembuh untuk ku." (Ungkapnya dan mencium kening Jimin).

Lalu beberapa jam kemudian dokter pun tiba dan memeriksa kondisi Jimin. Dan sangat disayangkan, tidak hanya tenggorokannya saja yang sakit, tapi pita suaranya nyaris tidak berfungsi. Bahan kimia itu sudah merusak fungsi pita suaranya. Sehingga terkadang Jimin bisa bicara meski sulit baginya.

Dalam kondisi sakit seperti ini, Rose sangat sabar mengurus Jimin, hingga akhirnya Jimin bisa bekerja kembali.

Rose berharap semua upaya dan kesetiaannya tidak sia-sia sehingga hubungan mereka bisa terjalin harmonis seperti dulu.

Tapi ternyata tidak. Jimin malah semakin menjadi-jadi. Ketertarikannya pada Jiyeon sudah membuat akal sehatnya hilang. Hingga Jimin hilang kendali dan mengajak Jiyeon menginap di hotel.

Mereka pun menghabiskan malam romantis mereka di hotel itu.

Jiyeon sangat bahagia dan menikmati setiap detiknya bersama Jimin.

Sementara Rose yang malang selalu menunggu Jimin pulang. Berulangkali dia melihat dari balik jendela dan berharap suaminya segera pulang. Tapi tak kunjung pulang.

Lalu ke esokan harinya, Jiyeon bangun pagi-pagi sekali dan segera membersihkan dirinya.

Lalu dengan pakaiannya yang mini, dia pergi membangunkan Jimin yang masih terlelap di ranjang.

Dia berkata,

"Sayang, sayang, bangunlah!

Matahari sebentar lagi naik. Kita harus pergi ke kantor.

Sayang bangun dong!"

(Ujarnya sambil mengelus-elus kepala Jimin)

Lalu Jimin menariknya hingga jatuh di dadanya dan berkata,

"Aku masih ngantuk sayang. Tunggu sebentar lagi. Tidurlah lagi bersama ku"

"Sayang, ini sudah jam 6 pagi. Kau harus segera bersiap. Kita punya banyak project kan di kantor."

Tapi Jimin tidak kunjung bangun, hingga akhirnya mereka berdua kembali tidur.

**********

Karena Jimin semalaman tidak pulang, Maka Rose memutuskan pergi menemui Jimin di kantor.

Setibanya disana, stafnya bilang bahwa Jimin tidak tidur di kantor.

Dia malah pulang lebih awal. Stafnya juga bilang bahwa Jimin pergi bersama dengan Jiyeon, artis baru di projectnya.

Rose pun mulai curiga dan bertanya-tanya dalam hati,

"Kalau dia tidak di kantor, lalu dimana dia semalaman? Aku terus menghubunginya tapi tak pernah diangkat. Baiklah aku akan tunggu disini saja."

Dan setelah menunggu cukup lama, Jiyeon dan Jimin akhirnya tiba di kantor. Rose berupaya untuk tetap tenang dan tersenyum.

Dia menarik nafas panjang dan bertanya pada suaminya,

"Sayang, kamu dari mana saja semalaman?

Aku menunggu kamu pulang.

Kamu lembur lagi yah?" (Ungkapnya dengan lembut berpura-pura tidak tahu)

"Ah ... iya sayang.

Aku sibuk sekali belakangan ini.

Oh yah, perkenalkan ini Jiyeon artis yang aku ceritakan padamu, dia yang akan bergabung di project baru ku." (Ungkap Jimin dengan suara yang tidak jelas karena pita suaranya yang masih sakit, dan sambil merangkul bahu Rose )

"Oh... baiklah, ini aku bawakan makan siang untukmu." (Ungkap Rose sambil meletakkan kotak makanan itu di atas meja dan pergi terburu-buru )

Lalu Jimin mengejarnya dan berkata,

"Sayang!

Tungggu dulu! (Ungkapnya sambil menarik tangan Rose )

Kamu kemana buru-buru pergi?"

"Ah.... ah... aku....oh... banyak pekerjaan di rumah, jadi aku harus pergi. Sampai ketemu di rumah yah sayang." (Ungkap Rose terbata-bata sambil melepaskan tangan Jimin)

**********

Sesampainya di rumah, Rose pun segera menyusun rencana lain untuk Jimin suaminya.

Akhirnya dia memutuskan untuk mencampurkan suatu bahan kimia pada minyak wangi yang biasa dipakai Jimin bekerja.

Bahan kimia itu akan membuat Jimin berhalusinasi.

Lalu Rose menyemprotkannya pada seluruh pakaian kerja Jimin. Dia menghabiskan seharian waktunya untuk melakukan aksinya itu.

Lalu ke esokan harinya, saat Jimin sedang mandi, Rose menyiapkan baju kerja Jimin, dan Rose menunggu Jimin selesai mandi agar bisa memakaikan baju yang sudah dia persiapkan itu untuknya. Dan tak lupa Rose memakai masker agar tidak menghirupnya.

Begitu Jimin keluar dari kamar mandi, dia segera menghampirinya dan mengelap badan Jimin, sambil berkata,

"Sayang, aku sudah persiapkan pakaian mu. Dan aku juga akan membantu mu memakaikannya karena aku sayang kamu."

"Sayang kamu kenapa? Apa kamu sakit?

Kok kamu pakai masker?" (Tanya Jimin sambil memegang wajah Rose dengan lembut, sementara handuk masih menempel di tubuhnya dan rambutnya masih basah)

"Ah... iya...

Mungkin aku kelelehan bekerja sepanjang hari. Tapi jangan khawatir, aku sudah minum obat, dan dengan istirahat sebentar, aku pasti sembuh.

Sini! Biar aku bantu mengeringkan rambut mu!" (Ungkapnya sambil mengambil handuk )

Rose pun mengeringkan rambut Jimin, dia mengelus-elus rambut Jimin yang lebat itu dengan handuk dengan sangat lembut. Dan Rose juga mengelap tubuh atletis Jimin dengan sangat lembut. Rose sangat gugup. Sampai-sampai handuk di tangannya terjatuh.

Melihat itu, Jimin bertanya,

"Sayang, ada apa?"

"Mmm... bukan apa-apa, aku hanya gugup, karena kita sudah lama tidak menghabiskan waktu romantis bersama seperti dulu. Aku merindukan saat-saat indah bersama mu dan hangatnya dekapanmu dan juga cintamu.

Belakangan ini kamu sangat sibuk hingga tidak punya waktu sedikit pun untuk ku, untuk kita berdua.

Aku sangat kesepian."

Dan Jimin yang belum memakai baju itu pun mendekap Rose dan berkata,

"Maafkan aku yah sayang. Kalau project ini selesai, aku janji akan memberikan semua waktu ku untuk mu."

"Sudahlah!

Cepat pakai baju mu! Nanti kamu terlambat ke kantor." (Ungkap Rose sambil memalingkan wajahnya)

**********

Akhirnya Jimin pun pergi ke kantor. Tapi sesampainya disana, Jimin mulai merasa mual, dan kepalanya pusing.

Meski begitu, Jimin tetap memaksakan diri untuk bekerja.

Tapi sakit kepalanya semakin bertambah dan dia mulai berhalusinasi.

Sekretarisnya melihat bahwa keadaan Jimin semakin buruk dan belakangan jatuh pingsan.

Maka dia menelepon Rose, tapi tak kunjung diangkat. Akhirnya sekretarisnya itu mengantarnya pulang.

Setelah sampai di kediaman Jimin, sekretarisnya itu turun dari mobil dan menekan bel berkali-kali tapi pintu tak kunjung di buka. Maka dengan wajah panik dia berkata,

"Aduh kenapa tidak ada orang di rumah?

Bagaimana ini?" (Ujarnya sambil berjalan mondar-mandir )

Lalu tiba-tiba dia melihat ke atas ke arah jendela. Dia melihat Rose tengah asyik tertawa terbahak-bahak. Maka dia pun heran, tapi dia mencoba mengabaikannya. Dan kembali menekan bel berkali-kali.

Akhirnya Rose pun sadar bahwa ada seseorang yang datang.

Maka dia cepat-cepat turun menuju pintu.

Begitu pintu dibuka, sekeretarisnya langsung bicara,

"Ibu... Ibu...!

Pak Jimin pingsan di kantor, karena itu saya kesini.

Sekarang Beliau ada di dalam mobil." (Ungkapnya terbata-bata)

"Astaga!

Ayo cepat kita bawa dia ke kamar!" (Balas Rose sambil tergesa-gesa menuju mobil)

Mereka berdua pun akhirnya memapah Jimin ke rumah dan membaringkannya.

"Terima kasih yah sudah mengantar Jimin pulang."

"Agh... tidak bu. Sudah menjadi tugas saya. Saya permisi dulu yah bu."

"Hati-hati yah!" (Ungkap Rose dan menutup pintu gerbang rumahnya).

Lalu Rose pun memandangi wajah Jimin dan melihat bibirnya yang merona dengan fokus. Dia berkata,

"Bibir merona ini hanyalah milikku. Aku tidak akan membiarkan siapapun memilikinya dan merampasnya dari tangan ku begitu saja.

Jimin pria tampan ku, seharusnya kau tidak menderita seperti ini, tapi karena perbuatan mu sendirilah kau harus menanggung resikonya. Aku bahkan sudah bekerja keras untuk mu, tapi perhatian mu malah kau berikan untuk wanita lain.

Tidak!

Tidak!

Kau tidak bisa melakukannya.

Kau hanya milikku, dan akan selamanya begitu."

Lalu Rose pun tidur disamping Jimin sambil merangkulnya dengan erat.


Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C2
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk