Menelusuri kooridor sendirian tanpa ada teman yang berisik, membuat Kayla bisa melepaskan penat sejenak. Bukan nyaman tanpa mereka tapi setidaknya Kayla sendiri. Padahal ia sangat membutuhkan mereka untuk meringankan rasa sakit yang ia rasakan sekarang. Kalau pada akhirnya begini, kenapa Kayla begitu mencintai dan berharap pada Gabriel.
Ia terkekeh geli. Rasanya tak akan lagi mencoba mendekati Gabriel. Ia lelah, penolakan demi penolakan menyakiti dirinya. Kayla memang bertekad tapi kalau sudah seperti kemarin. Ia tak mengharapkan apapun lagi.
"Aah sudahlah," Kayla tak perlu lagi memikirkan itu lagi,
"Kayla, ngapain di sini?" sapa Dimas tiba-tiba di hadapannya, entah dari mana cowok itu muncul.
"Eh, kamu." ujar Kayla
"Iya, kamu ngapain di sini?" tanya Dimas, "Sendirian lagi." lanjutnya lalu menyamakan jalannya dengan Kayla.
"Lagi jalan aja, lagian di kelas berisik banget." jawab Kayla
"Oh, pelajaran lagi kosong ya?"