Unduh Aplikasi
17.64% Please Untie Me / Chapter 3: Mine

Bab 3: Mine

Ting... ting....ting

Deritan bunyi piring yang sedang memadukan suaranya dengan sendok dan garpu menjadi alunan musik yang mengiringi suasana di meja makan keluarga Uchiha. Sementara itu ketiga penghuni rumah tampak diam menikmati makanan yang disediakan.

Naruto yang berada di ujung ruangan antara dapur dan ruang makan memandang suasana pagi itu seperti sebuah film triller yang siap menemukan pelakunya. Tidak ada keceriaan dalam keluarga itu, meski sasuke yang duduk di samping sang ibu mikoto masih terbilang anak – anak namun dari raut wajahnya menunjukkan hal yang berbeda.

" Ayah... " sasuke memulai percakapan.

"hn," pandang Fugaku pada sang anak yang telah menghentikan aktivitas sarapannya.

"aku ingin naruto menjadi pelayan pribadi ku," ucap sasuke dengan wajah datarnya memandang sang ayah. Sementara itu Mikoto tampak bingung dengan ucapan sang anak. Dan naruto yang sedari tadi mendengarkan percakapan keluarga uchiha itupun tak mengerti dengan jalan pikiran si surai hitam itu.

" Sasuke sayang, mengapa kau tiba – tiba meminta hal semacam itu. Bukankah naruto bekerja di sini untuk menjadi pembantu?" tanya Mikoto menyela.

" Aku tahu. Tapi kurasa kalian akan menyia – nyiakan bakat dia jika kalian tetap mengurungnya dengan kumpulan budak itu. Aku tak suka. Apalagi dia seusiaku kaa-san. Tak sepantasnya ia diperlakukan seperti itu," jawab sasuke sembari tersenyum manis kepada mikoto.

"Sasuke. Kau tahu, sedari awal dia memang sudah menjadi budak jadi bukankah akan sia – sia bila kau berusaha mengambilnya," senyum fugaku penuh arti.

Sasuke memandang fugaku sejenak dan tersenyum. " Apakah ayah tahu apa arti mawar biru ?"

Tak ada jawaban. Hanya diam. Fugaku memandang tajam sasuke sementara yang dipandang hanya menyeringai halus hingga hampir tak terlihat. Senyum dibibir sang pemimpin Uchiha perlahan menghilang berganti dengan raut muka penuh amarah.

" Ah... kaa-san. Pernahkah kau berfikir bila pelayan pria di rumah ini terlalu banyak? " Tanya sasuke mengacuhkan tatapan tajam Fugaku.

" Hmmm... benar juga..."jawab Mikoto tak sadar bila tengah terjadi pertempuran sengit di sana.

" Dan kau tahu kaa-san. Tak satupun pelayan itu dekat dengan ku. Itu membuatku bosan di rumah. Aku hanya ingin bisa merasakan bermain dengan seorang teman. Tak bisakah aku memiliki seorang teman?" pandang Sasuke memohon pada Mikoto.

" Kurasa kau benar. Sayang bisakah kau menjadikan naruto pelayan pribadi sasuke?" Tanya Mikoto memandang Fugaku yang sudah merubah raut wajahnya seramah mungkin pada sang istri.

Ini berat. Benar – benar berat. Bagaimana mungkin dirinya melepaskan mainan yang siap akan di mangsanya pada anak yang memiliki sifat selicik dirinya. Namun bila dia tidak mengijinkan naruto bersama dengan anaknya maka perlahan topengnya akan terbongkar di depan sang istri. Dan dengan berat hati dianggukkan kepala nya pelan yang disambut senyum kemenangan dari sasuke.

" Arigatou... Tousan," ucapnya sembari meninggalkan meja makan menuju dapur atau tepatnya menuju naruto yang sedari tadi mencuri dengan percakapan si empunya rumah.

Segera ditariknya tangan naruto menuju taman yang terletak di belakang rumah. Tak peduli pandangan penuh kebencian dari Fugaku menusuk mereka.

Sesampainya disana sejenak sasuke longgarkan genggaman nya dan memandang naruto penuh arti.

" Kau jangan khawatir. Sekarang kau menjadi milikku. Itu berarti dia tidak akan mengganggu mu lagi. Aku akan jamin itu," ucap sasuke datar.

" Kkkaauu menyelamatkanku? Kenapa? "

" Seperti yang sudah kukatakan tadi. Aku tak memiliki teman dan kau adalah teman pertamaku. Jadi maukah kau menerimaku?"

Rentetan kata – kata yang keluar dari bibir sasuke seolah memberikan naruto harapan. Segera wajah yang sedari tadi sendu dalam sekejap berubah menjadi senyuman lebar. "Ya, aku mau!"

" Bagus,"

" Lalu apa tugasku sekarang tuan?"

" Mudah saja, kau cukup berada di dekatku,"

" Hanya itu?"

" Hn,"

" Tapi.... bukankah itu terlalu mudah?"

" Benarkah?" seringai sasuke memandang dalam mata naruto membuatnya sedikit bersemu merah.

"Aku takut yang lainnya akan merasa iri denganku tuan,"

"Tak usah kau pedulikan mereka. Kau hanya perlu berada disampingku. Dan ingat jika ada yang berbuat jahat padamu, kau harus mengatakan padaku. Mengerti?" sasuke meminta kepastian.

" Baik tuan," angguk naruto bersemangat.

"Kalau begitu kembalilah ke ruanganmu. Aku masih ada urusan," perintah sasuke yang dibalas anggukan kepala si rambut kuning dan segera meninggalkan sang tuan barunya sendiri di taman.

Dan melihat pelayannya pergi bergegas sasuke meninggalkan taman. Namun belum 10 langkah dia berjalan, tampak fugaku sudah berada di ujung taman memandang anak bungsunya dengan penuh amarah.

" Wah .... wah ...wah. ternyata ada pahlawan disini, bocah?" ejeknya. Mendengar ucapan tak bersahabat dari sang ayah memaksa sasuke menghentikan langkahnya dan memandang tajam si pemilik suara.

" Kau fikir hanya kau saja yang bisa berkuasa, old man? " ucapnya sasuke sinis.

" Hahahahaha.... bocah kecil macam dirimu tahu apa? Bukankah seharusnya kau bermain dengan boneka atau mobil – mobilan saja, bukan mengurusi urusan orang dewasa, bocah!" Fugaku tak mau kalah.

"Kau tahu tou-san? hanya bocah yang mau melawan bocah," sasuke tak mau kalah." Dan satu yang harus kau ingat! Jangan pernah berani menyentuhnya sedikit pun atau kau akan menyesal".

" Memang apa yang bisa bocah kecil macam kau lakukan? Hah?" Pandang fugaku terkesan mengintimidasi. Namun sasuke sama sekali tak gentar. ia justru semakin menyeringai senang. Membuatnya benar2 tidak mirip dengan perilaku anak-anak seusianya.

" kau fikir aku tak memiliki senjata yang bisa membungkammu?" Sambil menunjukan sebuah kaset video berwarna hitam dengan bangga.

" apa itu?"

" ini adalah salah satu video persetubuhanmu dengan budak pria yang kau pekerjakan,"ucap sasuke enteng namun mampu memberikan efek menakutkan dari wajah sang ayah.

" kau tak mau kan bila video ini jatuh ke tangan kaa-san, bukan ? "

"Kau fikir berani melakukannya dan membuat hubungan orang tua mu hancur karena budak itu?"

" Bukankah kita sama tou-san? Dia milikku maka tak seorangpun bisa menyentuhnya termasuk dirimu, "senyum sasuke seraya meninggal kan sang ayah dengan sejuta kemarahan yang siap meledak kapan saja.

_________

Dan seolah apa yang diucapkan sasuke bak sebuah sihir, tak seorang pun yang berani mengganggu nya kini. Bukan para budak bukan pula si pemimpin rumah. Naruto benar-benar merasa kagum dengan tuan muda yang tak terlihat ramah itu.

Bahkan sasuke tak keberatan mengajarkan semua pelajaran yang dia tahu. Meski naruto tak bersekolah namun dirinya mendapatkan pengajaran langsung dari sasuke. Membuatnya merasa beruntung tinggal di sana. Hingga tanpa terasa sudah 5 tahun naruto tinggal di keluarga Uchiha.

Tak ada yang berubah di sana, Fugaku - sama tetap saja begis terhadapnya, mikoto - sama yang lembut, itachi-sama yang jarang di rumah dan sasuke - sama yang pendiam namun peduli membuat naruto sudah terbiasa bekerja di sana.

Seperti hari ini misalnya tepat pukul 06.00 ia sudah bangun untuk membersihkan sisa pertempuran fugaku-sama dengan pelayan pria nya. Terkadang naruto bingung bagaimana bisa sang istri sama sekali tak curiga dengan perilaku sang suami dan entah mengapa para pelayan itu juga merasa senang ketika bercinta dengan majikan mereka seolah tanpa beban padahal sang tuan wanitanya berada di hadapan mereka.

setelah membersihkan kamar fugaku dirinya harus segera membangunkan sasuke. Berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, naruto tak diperbolehkan untuk menyentuh perabotan kamar si surai hitam, namun kini sudah menjadi aktivitas nya untuk menyiram semua tanaman yang ada di kamar sasuke yang kemudian dilanjutkan dengan membersihkan kamar sementara si pemiliknya membersihkan diri di kamar mandi.

Dan ketika hendak meninggalkan kamar, naruto dikejutkan oleh suara sasuke dari balik kamar mandi.

"Oi naruto!"

"Haii tuan",

"Segera kau suruh pelayan untuk menambah menu pagi ini. Katakan bila kita akan kedatangan tamu,"

" hai.."

"...."

"Eto, sasuke-sama. Memang siapa tamu penting itu? "

" si perempuan paling berisik yang pernah kau temui, " ucap sasuke singkat. Membuat si kuning nampak bingung.

Tak berselang lama tibalah sebuah mobil bmw hitam dengan gaya yang mewah tiba di depan rumah. Dan keluarlah seorang gadis berambut merah muda yang serupa dengan pakaian kasual yang ia kenakan.

"Ohayou minna," senyum ceria dipancarkan dari wajahnya. Ditemani dengan seorang pengawalnya yang berwajah asing, gadis itu berjalan dengan gontai memasuki rumah.

Wajah naruto sedikit terkejut dengan penampilan sang gadis yang kelewat imut dan pas dengan usianya. Dan ketika kedua insan berbeda gender ini saling bertemu terlihat senyuman lebar mewarnai wajah si gadis. Dengan tergesa sakura berlari menuju kearah naruto dan dengan gemas dicubitnya pipi naruto. "KAWAIIII", teriak sakura senang.

" siapa namamu? Sepertinya aku baru pertama kali melihatmu. Apa kau pelayan baru disini? "

" u-u-uzumaki naruto, nona. Dan saya sudah berada disini selama 5 tahun,"

" Benarkah? Lalu kenapa aku tidak pernah bertemu denganmu?"

" Sengaja kusembunyikan agar kau tak menyentuhnya sakura,' sela suara bariton memecahkan suasana.

"Sasuke?.. mou...kau jahat menyembunyikan bocah seimut ini. Kuharap kau akan dihukum kamisama (dewa) karena kejahatan mu itu," rajuk sakura menggembungkan pipinya.

Dan seolah tak peduli dengan gangguan yang baru saja terjadi kembali sakura menatap naruto dengan senyuman khasnya. Digenggamnya kedua ujung jari naruto sembari memperkenalkan diri. "Namaku Haruno Sakura dan aku adalah sahabat sasuke sejak lahir. Kuharap kita bisa menjadi sahabat baik".

" Hai," jawab naruto bersemangat. " Tapi kenapa anda ingin menjadi sahabat saya. Bukankah saya hanyalah budak?"

" mou....kau salah naru-chan. Aku tahu dirimu orang baik. Bahkan sasuke sudah mengakuimu. Jadi aku percaya padamu," jawab sakura meyakinkan. " Dan apapun yang terjadi pada dirimu,aku akan selalu membantu mu. segera katakan padaku bila ada yang mengganggu. Mengerti?"

" Hai, sakura-san, " senyum naruto. Dirinya segera berlalu Ketika sayup suara kepala pelayan memanggilnya.

Seusai naruto berlalu, perlahan sakura mendekati sasuke. Raut wajahnya telah berubah dingin. Dipandangnya sasuke sejenak dan sebelum berlalu si rambut merah muda itu berbisik. " Ucapanku tadi juga berlaku untukmu, sasuke-san".

Dan dengan langkah gontai ditinggalkan sasuke menghampiri naruto yang sedari tadi melambaikan tangannya untuk segera makan. Sementara itu wajah sasuke masih belum berubah. Datar dan dingin. Namun ada satu titik yang berubah. Ya, sedikit seringai tergurat dari sudut bibirnya, memberikan banyak arti di dalamnya.


PERTIMBANGAN PENCIPTA
ambar260292 ambar260292

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

Load failed, please RETRY

Status Power Mingguan

Rank -- Peringkat Power
Stone -- Power stone

Membuka kunci kumpulan bab

Indeks

Opsi Tampilan

Latar Belakang

Font

Ukuran

Komentar pada bab

Tulis ulasan Status Membaca: C3
Gagal mengirim. Silakan coba lagi
  • Kualitas penulisan
  • Stabilitas Pembaruan
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • Latar Belakang Dunia

Skor total 0.0

Ulasan berhasil diposting! Baca ulasan lebih lanjut
Pilih Power Stone
Rank NO.-- Peringkat Power
Stone -- Batu Daya
Laporkan konten yang tidak pantas
Tip kesalahan

Laporkan penyalahgunaan

Komentar paragraf

Masuk